Sunday, August 8, 2010

Ngelmu Jiwo I

Masih lanjutan dari artikel sebelumnya tentang ruwatan, daur ulang dan kiamat, kali ini Noto akan membahas sebuah tema tentang ngelmu jiwo secara sangat singkat dan padat.


Noto : "sebelum kamu menulis artikel tentang ruwatan, ada baiknya kita selesaikan pembicaraan kita dulu Ton"


Tono : "waduh iyaaa, jangan panjang2 yah ntar pusing aku.....hihihihi"


Noto : "singkat aja kok tentang ngelmu jiwo atau jowo, kan sudah menjadi tugasmu sebagai seorang blogger dan fesbuker utk menulis hal2 yg positif ketimbang kamu habiskan waktu kamu untuk lihat video Miyabi"


Tono : "aseemik buka kartu.....huahahahahaah, ya udah gak papa, tapi kalau bisa yg lengkap dong jangan disingkat singkat ntar nanggung lagi"


Noto : "kalau mau versi panjang maka tidak akan cukup dibahas dalam 10 semester, lagipula ngelmu jiwo itu harus dipraktekkan dan dialami sendiri tidak cukup hanya teori semata"


Tono : "ya udah kalo gitu aku mau dengerin sambil santai ngudud selonjor ama ngopi....hmmmmm maknyuuusss"


Noto : "hehehehe terserah kamu aja, tapi ingat harus kamu perhatikan baik2 supaya ntar prakteknya tidak salah arah dan ketungkul"


Tono : "heemmmm........trus dimulai dari mana?"


Noto : "sebelumnya aku jelaskan dulu makna dari jiwo, jiwo secara umum adalah pertemuan antara jasad dan ruh, yg mana jasad/badan itu anasir yg paling kasar dan ruh/suksma adalah anasir yg paling halus didalam diri kita. Apakah jasad atau badan itu? ya tentu tubuh fisik kita berupa kulit daging tulang darah dan sumsum termasuk saraf2 motorik dan sensorik, pengertian ruh/suksma adalah af'alNya dan sangat gaib kita hanya mengetahuinya sangat sedikit, walaupun sangat sedikit bagi Tuhan tapi bagi kita sangat banyak. Sedangkan pengertian jiwo secara khusus adalah hakekat dari diri kita, misalnya seorang pematung yg memahat batu menjadi berbentuk manusia, maka seolah olah patung itu hidup karena jiwa atau jiwo sang pematung ada didalam patung karyanya itu"


Tono : "terus?"


Noto : "sebentar yah itu baru permulaan, sedangkan jiwo atau jowo atau jawi menurut HB IX adalah JIWO KANG KAJAWI yg bermakna jiwa yg keluar dengan bahasa yg lebih mudah adalah ruhani yg mendominasi tubuh jasmani, maka ngelmu jiwo atau jowo adalah ngelmu utk mengolah diri kita agar jiwo kita keluar sperti halnya pamor yg memancar dari keris"


Tono : "huahahaha.......teruskan brad, tak nyruput kopi dulu"


Noto : "tadi aku jelaskan pengertian umum tentang jiwo, sedangkan jowo itu berarti sudah paham, yaitu paham akan sangkan paraning dumadi, paham akan simpul awal akhir kehidupan dan paham akan makna dari manunggaling kawula Gusti. Nah kalau jawi itu artinya "luar" maka kajawi berarti keluar atau bisa juga kecuali"


Tono : "waduh dari permulaannya aja udah ruwet begitu, ya udah kalo gitu diringkas aja yaa membahas ngelmu jiwo tentang berbagai macam sembah/ibadah kita sehari hari supaya gak kepanjangen....hihihi"


Noto : "tadinya aku akan membahas tentang berbagai tingkatan anasir tubuh kita, tapi karena kamu meminta tingkatan berbagai sembah dan pengertiannya maka akan aku jelaskan dari yg pertama yaitu SEMBAH RAGA, Sembah raga kalau menurut istilah islaminya adalah syariat yg berisi berbagai informasi2 sebab akibat, jika kita melanggar maka sebagai akibatnya ya dosa dan kalau tidak tobat ya masuk neraka, bagi yang berbuat baik sebagai ganjarannya adalah surga, maka syariat adalah 'jika begini maka begitu'. Disamping itu juga syariat memuat berbagai tata cara ibadah, hukum2 muamalah dsb"


Tono : "lha itukan pengertian syariat, lha kalau sembah raga itu bagaimana?"


Noto : "sembah raga itu adalah menyembah dengan menggunakan fisik kita, seperti halnya sholat yg ada gerakan berdiri, ruku', i'tidal, sujud serta bacaan2 didalamnya. Nah supaya sholat sebagai sembah raga bisa menuju ke yg illahi maka perlu adanya pengertian2 atau pemahaman2 dengan jiwo kita"


Tono : "caranya?"


Noto : "cara yg paling gampang yaitu dengan memahami arti dari bacaan2 yg terkandung didalamnya, cara lainnya adalah dengan memahami gerakan2 didalamnya, jika kita berdiri maka itu adalah simbol dari huruf alif yg melambangkan jumeneng atau hidup, apakah yg paling bermakna dari seorang manusia? yaitu hidpunya, secantik apapun Miyabi kalau tidak hidup maka hanya seonggok daging dan tulang mana ada yg mengidolakannya, maka hidup itu sesuatu yg paling berharga didiri kita. Lalu yg kedua adalah memahami ruku' yg membentuk huruf dal, ruku' ini melambangkan sifat tawaduk terhadap semua ciptaanYa, apakah kita merasa sebagai manusia adalah makhluk yg paling mulia?"
Tono : "lho kok nanya aku sih? aku kan buto bukan manusia, emang gue pikirin.....huahahahahahah"


Noto : "ya memang begitulah jawaban yg benar, kita tidak usah terlalu memikirkan bahwa kita adalah makhluk yg paling mulia, sebab pada kenyataannya manusialah yg membuat onar dan kerusakan di bumi ini, tapi sungguh ironi sudah merusak masih ngaku aku paling mulia dan bermartabat. Maka dari itu bertawaduklah terhadap semua ciptaanNya apapun bentuk dan wujudnya, semua itu ada hikmah, ilmu serta manfaatnya, sebab tidak mungkin Tuhan menciptakan sesuatu yg sia2"


Tono : "lho kan aku sudah mengatakan kalo aku ini buto jadi gak ngurus dengan hal2 yg demikian, yg penting makan kenyang tidur pulas di hutan sebagai buto alas.....huahahahahah"


Noto : "maka dari itu manusia yg berbuat kerusakan itu derajatnya tidak lebih baik dari buto alas yg kerjaannya makan tidur bahkan dengan binatang sekalipun, tapi ya sudahlah kita tidak akan membahas itu supaya tidak keluar dari tema. Lalu setelah ruku' maka kita memahami apa itu sujud, sujud itu pada dasarnya sebuah gerakan yg membentuk huruf mim, kita hanya diperkenankan sujud terhadap Tuhan, sebab tingkatannya lebih tinggi dibanding ruku', ketika ruku' maka kita merendah atau tawaduk tapi sujud lebih merendah lagi, sangat merendah sampai2 kita merasa sangat bodoh, tidak punya apa2 bahkan tidak punya rasa punya, apabila sujud kita telah benar maka akan terasa sangat nikmat sebab segala hak milik kita kembalikan kepadaNya, maka Dia akan mengambil oper milikNya yg ada pada kita menjadi tak terhingga maknanya, contohnya : apabila kita punya uang seribu maka apabila diambil oper olehNya maka akan bernilai tak terhingga bagi kita, tapi ini hanya dari sudut olah ngelmu jiwo kita, apabila olah ngelmu jiwo kita benar maka akan menjadi ngelmu bejo, segalanya akan beruntung dan tidak pernah merugi seperti wejangan Suryomentaraman. Nah dari berdiri, ruku' dan sujud berturut turut membentuk huruf alif dal mim dan membentuk kata 'Adam', Adam selain nama nabi juga bermakna kosong"


Tono : "lalu bagaimana dengan tasyahud, salam, i'tidal? apakah maknanya?"


Noto : "itu tiga saja kamu belum khatam mengerjakan dan memahaminya masih saja menanyakan yg lainnya"


Tono : "huahahahah lho kan cuman nanya masa gak boleh, yg penting kan sholat itu ya rubuh2 gedang, asal pak kyai sujud ya aku ikutan sujud, ntar kalo ndak mau sujud dikira iblis lagi.....huahahahahahah"


Noto : "ya itu kapan2 aja yah, lagipula pengetahuanku tentang makna sholat masih sangat minim, tentu masih banyak orang lain yg lebih tahu dari aku. Nah setelah sembah raga maka kita akan membahas SEMBAH CIPTA, didalam khasanah islam sembah cipta itu tarekat, perumpamaannya begini, setelah kita mengerjakan sholat 5 waktu sehari secara benar dan terus menerus tentu saja akan membawa dampak perubahan pada diri kita, ada sebuah rumus yg jarang dikaji oleh ulama2 atau kyai2, rumusnya adalah 'ketika kita berjalan maka Tuhan berlari mendekat, apabila kita berlari maka Tuhan lari cepat mendekat' tapi ini hanya kiasan saja, tapi secara prakteknya adalah ketika kita beribadah mendekatkan diri kepadaNya maka kita semakin mirip thdNya atau sifat dan asma Nya tercermin pada perbuatan dan tingkah laku kita sehari hari, apa sih asma dan sifatNya itu? apakah yg 99 dan 20 itu? betul kalo merujuk pada kitab suci, tapi hakekat atau jiwo dari asma dan sifatNya adalah baik indah tanpa batas"


Tono : "lho sik...sik....kan kamu dulu menjelaskan tentang olah cipta disini, kok ini malah membahas masalah rumus, lalu apa hubungannya?"


Noto : "olah cipta yg dulu itu adalah pengertian bagaimana mengolah cipta kita secara benar menurutku yaitu memusatkan pikiran atau juga di ulang2 bacaan, mantra atau dzikir. Sedangkan yg aku jelaskan sekarang adalah ngelmu jiwo atau berhakekat dari sembah cipta itu, sembah cipta adalah cara menyembahNya sedangkan olah cipta adalah cara mengolahnya, dengan ngelmu jiwo dari sembah cipta maka akan semakin memahami makna dari sembah cipta itu sendiri, sedangan tata lakunya ya menurut kepercayaanya masing2"
Tono : "woooo gitu to, lha kalau aku sholat aja masih bolong2 gini kok malah diajari sembah cipta dan seterusnya, karena bolong2 itulah namaku bocor alus.....huahahahaha....preeett"


Noto : "semua itukan masih berproses, maka jangan hanya berhenti pada syariat saja walaupun ibadahmu masih bolong2 dan pas2an supaya semakin bersemangat sebab bolong2 dan pas2an karena kita tidak tahu hakekat didalamnya, jangan sampai kita beribadah tapi hanya ikut2an pak kyai tapi kita tidak tahu manfaatnya ya sama saja bohong, maka belajar untuk mengetahui dan mengupas makna per makna dari ibadah kita itu penting sampai kapanpun"


Tono : "lha aku dari dulu belajar ini itu kepadamu kok ya masih aja bebal gak paham2, piyee iki?"


Noto : "itu karena kamu suka ngeyel sebagai akibat dari ego kesepihakan kamu masih tinggi, kamu maunya enak terus, pingin pintar tapi masih ngeyel, ingin kaya tapi gak mau berusaha, nah maka dari itu belajarlah utk berubah dari perilaku kita sehari hari, apa makna dari tiap hari bangun tidur bangun tidur dan seterusnya? yaitu utk belajar mati, mati sakjroning urip atau urip sakjroning pati, mati sakjroning urip yaitu matinya segala hak milik dan ego kesepihakan kita alias ikhlas dan tidak ngeyel/keras kepala, sedangkan urip sakjroning pati adalah berlatih sadar ketika tidur atau pati raga, ketika tertidur aja kita menjadi sadar dan hidup lebih2 ketika kita terjaga maka akan lebih hidup lagi alias kesadaran kita meningkat"


Tono : "yowis mumpung aku masih kangen karena lama kita gak ketemu maka aku gak akan ngeyel kali ini aja............tapi besok2 ngeyel lagi.....huahahahahaha lanjutkan!!"


Noto : "nah karena kita melakukan secara berulang ulang maka segala perbuatan kita akan menjadi semakin mirip apa yg kita ulangkan itu, kalau kita sholat maka secara ngelmu jiwo dengan benar kita akan menjadi sholat terus setiap saat, situasi dan kondisi, maka dari itu banyak sekali perguruan2 tarekat atau thoriqoh dengan tujuan supaya bisa terus menerus beribadah tanpa putus"


Tono : "lha gini nih bradar....kalo aku wirid Niyabi miyabi terus menerus mosok aku akan menjadi kemayu mirip Miyabi.....huahahahahaah aya aya wae"


Noto : "lha bisa jadi begitu perumpamaannya, tapi bisa jadi kamu akan semakin cinta kepada Miyabi sebab nama Miyabi kamu sebut terus, begitulah ketika didalam bertarekat, disamping semakin mirip juga akan semakin cinta kepadaNya"
Tono : "wooooo wedhus ik....seneng ya kalau aku kemayu mirip Miyabi.....huahahahahah....lanjutkan"


Noto : "setelah sembah cipta maka kita akan naik ke SEMBAH JIWO atau hakekat, nah inilah yg kita bahas kali ini"


Tono : "lhooo dari tadi ngomong apa, mbok langsung saja ke sembah jiwo malah nglantur2 ke Miyabi segala....huahahahah"


Noto : "kan didalam memaknai sembah raga dan sembah cipta itu juga termasuk sembah jiwo juga ngelmu jiwo, ya sudahlah, setelah kita berubah karena bertarekat maka kita akan mengetahui hakekat dari ibadah kita, hakekat sholat tadi ya seperti yg aku jelaskan tadi, kan aku menjelaskan sedikit makna sholat dengan ngelmu jiwo atau hakekat to? maka sembah jiwo bisa disebut juga dengan sembah menggunakan rasa/roso/rahsa, karena rahsa kita bening maka kita akan mengetahui hakekat dari segala benda atau kejadian di alam semesta ini. Apa hakekat dari daun? daun adalah bagian dari pohon yg berfungsi sebagai tempat utk bernafas dan berfotosintesis, tapi pada hakekatnya daun itu adalah cahaya, sebab segala ciptaanNya terbuat dari cahayaNya dan kembali ke cahayaNya, sedangkan Dia adalah cahaya maha cahaya yg tidak terjangkau atau tan kena kinaya ngapa, sedangkan kita hanya bisa berprasangka thdNya. Apabila sembah jiwo kita betul dan benar maka kita akan bisa merasakan cahayaNya dibalik segala benda dan juga makna segala kejadian, karena segala sesuatunya menjadi bening dan terlihat apa adanya"


Tono : "lho kalau kita hanya bisa berprasangka thdNya maka sholat dan ibadahku hanya ditujukan utk tuhan menurut anggapanku sendiri to? weleh edan tenan kalau begitu"


Noto : "heeemmm bisa jadi memang begitu, maka dari itu hilangkan segala prasangka dan persepsi atasNya, seolah olah kita mendikte Tuhan didalam berdoa, bahkan menjadikan Dia sebagai sumber segala masalah kita"


Tono : "waduh lha itu yg sering aku lakukan, lha ya apa mungkin kita menyembah tuhan tanpa membayangkan atau berpersepsi thdNya?


Noto : "kan sudah aku bilang jangan membayangkan apapun alias kosong atau nol, sudahkan kita membuktikan Tuhan sebagai robbul alamin? jawabnya tentu sudah dengan mengagumi jagad ciptaanNya yg gumelar tanpa batas, lalu sudahkah kita membuktikan Tuhan sebagai robbunas atau raja bagi manusia/diri kita? jawabnya belum tentu sebab polah tingkah kita yg mendikte tuhan didalam beribadah, selama kita masih begitu maka kita hanya mempercayai tuhan sebagai robbunas sebatas teori dan katanya, maka biarkanlah Dia memutuskan yg terbaik buat kita didalam berdoa supaya kita bisa membuktikan bahwa tuhan itu robbunas"


Tono : "huahahahaha tahu aja kamu kebiasaanku yg suka mendikte tuhan didalam berdoa, udah bolong2 suka mendikte lagi....duh kojur tenan"


Noto : "nah bersyukurlah kamu mengetahui kelemahanmu sendiri, semoga kamu lekas memperbaikinya"
Tono : "iya sih kalau cuman kesalahanku aku tahu, tapi kalau disuruh berubah eeiiits ntar dulu....huahahahahah....kan enak jadi buto"


Noto : "ya aku sebagai saudara kembarmu hanya bisa berdoa dan berharap semoga Tuhan memberikan yg terbaik buatmu, nah sekarang setelah sembah Jiwo maka tingkatan diatasnya adalah SEMBAH ROSO atau makrifat"


Tono : 'lho siiik...tadi kamu bilang sembah jiwo sembah yg menggunakan hakekat atau roso, lah kok ini juga menggunkan roso, lalu apap bedanya?"


Noto : "didalam sembah jiwo kita memang menggunakan roso, tapi didalam bermakrifat yg digunakan adalah pusat dari roso atau telenging roso atau rosojati, memang tidak mudah utk mencapai ini bahkan aku pun masih jauh dari sembah roso maka dari itu aku hanya bisa menjelaskannya sedikit sekali"


Tono : "lha piye to......?"


Noto : "tapi tenang aja aku akan memberikan sebuah perumpamaan, apabila didalam sembah jiwo itu ibarat kita bermandikan cahaya sebuah pelita, maka didalam sembah roso atau makrifat itu kita lah yg menjadi pelita tsb"


Tono : " heeemmm menarik nih, gimana caranya?"


Noto : "secara gamblangnya aku tidak tahu tapi teorinya adalah dengan mengnolkan segala hak milik, ego bahkan wujud kita sendiri supaya masuk ke kesaksian total?"


Tono : "apa itu kesaksian total?"


Noto : "syahadat yg sebenarnya, yaitu tiada ilah kecuali ilah itu sendiri atau ilah yg bersaksi"


Tono : "lha kan syahadat aslinya kan tiada tuhan selain Allah atau laa ilaaha ilallah, jangan main2 dgn naman tuhan ah, kuwalat lho kamu, atau dicap kafir sukurin kamu"


Noto : "lho itukan terjemahan versi departemen agama di republik buto ini to? aslinya Tuhan itu tidak bernama, sedangkan nama kan hanya sebagai penanda bagi yg menyembahnya, kalau versi departemen itu ya memang syahadat tapi jarang diantara kita yg paham makna sebenarnya karena memang ya jarang dibahas, aku hanya bisa memberi perumpamaan begini, kalau kamu mencuri ayam, pada saat momen yg bgaimana?"


Tono : "asemiik.....buka kartu lagi....huahhahaha....ya aku akan mencuri ayam disaat tidak ada orang to, kan malu kalo ketahuan bisa2 malah dihajar massa modar aku"


Noto : "lha kalau pada saat tidak ada orang lalu kamu itu orang apa bukan? jangan2 kamu demit ya? kan yg mencuri juga orang/manusia juga, lha itulah perumpamaan dari syahadat total, tiada wujud selain wujud yg bersaksi itu sendiri, sebab Tuhan itu satu/tunggal tapi meliputi segala ciptaanNya, nah inilah sedikit pemahaman yg njlimet dari syahadat supaya bisa masuk ke makrifat"


Tono : "haalaaah mbuh ah.....wong sholat saja masih bolong2 kok ngimpi keknya aku bisa bermakrifat"


Noto : "sebenarnya sehari hari kita juga bermakrifat tapi makrifat biasa, sebab makrifat itukan berarti arif atau bijaksana, sedangkan sembah roso itu makrifatullah"


Tono : "ya udah sekarang ringkasannya bradar supaya enak yg mbacanya"


Noto : "ngelmu jiwo itu ngelmu mengambil hakekat didalam diri kita antara jasad/badan dan ruh/sukma, jasad itu yg paling kasar/tubuh fisik kita,sedangkan ruh itu ditangan Tuhan atau af'alNya dan sangat misteri. Mengolah jiwo kita didalam berbagai pemahaman dan penerapan sembah/ibadah yaitu sembah rogo/syariat yg informatif, sembah cipto/tarekat yg transformatif, sembah jiwo/hakekat yg konformatif dan sembah roso/makrifat yg iluminatif, nah itu saja dulu yg bagian kedua kita lanjutin kapan2, sebab rokok dan kopi kamu sudah habis paling2 kamu malas mendengarkan"


Tono : "huahahaa iya nih 76 kesayanganku habis, kopi tubruknya tinggal ampas, yowis ntar tak posting ke pesbuk ama blog, ntar kalo ada yg nanya aku jawab ngawur aja sebab gak mudeng sih....huahahahahah"


Noto : "kita hanya bisa menyampaikan apa yg kita pahami dengan membaca kejadian2 dan makhluk yg kita temui, tentu aku berharap ada hikmah dan manfaat yg bisa dipetik, sedangkan urusan penerapan ya urusan masing2, sekali lagi kita hanya sekedar membaca kejadian"


Tono : "eits tunggu dulu.....kamu yg mbaca sedangkan aku yg capek ngetik panjang2....huahahahahah"

blog comments powered by Disqus