Thursday, July 29, 2010

Wejangan Buto Cakil: Ngelmu Makripat

Pada suatu hari yang cerah Sri Paduka Buto Cakil sedang berjalan jalan mencari angin mengelilingi daerah kekuasannya di Republik Buto, seketika dia berhenti disebuah pondok pesantren yg mempunyai ribuan santri, rupanya dia tahu itu adalah pesantren beraliran cenderung radikal dan tidak kompromi dengan budaya setempat, maka dia pun masuk langsung menemui pimpinan dari pondok tersebut dengan kesaktiannya, seketika sang kyai pemimpin pondok itu terkejut ketika tiba2 didepannya sudah berdiri makhluk berwujud manusia tapi buruk rupa dan bermahkota, sang kyai pun tampak komat kamit membaca ayat2 suci dengan maksud untuk mengusir si makhluk itu, tapi sang paduka buto cakil tampak tenang tenang saja dan memulai pembicaraan

Cakil : "sudahlah kyai percuma komat kamit utk mengusirku, karena aku tidak bermaksud jahat"

kyai : "Hai siapa kamu? demit setan iblis keluar dari ruanganku!!"

cakil : "apa begitu sambutan seorang ahli agama terkemuka terhadap sesama makhluk tuhan?"

kyai : "kamu ini siapa? mau apa kemari? disini adalah pesantren tempat yang suci dan makhluk kafir sepertimu haram hukumnya datang kesini"

cakil : "perkenalkan aku adalah Cakil penguasa Republik Buto yang menjadi cerminan dari republik tempat kamu berada, memang benar aku ini bukan manusia sepertimu tapi aku juga sama2 makhluk Tuhan yg punya hak hidup sedangkan maksud kedatanganku adalah untuk emnguji seberapa pintarnya kamu karena kulihat santrimu sudah ribuan dan lulusannya banyak yg menjadi orang2 sukses, jika kamu merasa kurang cukup pintar untuk beradu wawasan denganku maka aku akan pergi dengan sukarela"

kyai : "kurang ajar, berani2nya kamu setan mengatakan aku kurang pandai dibanding kepintaranmu, perlu kamu ketahui derajat manusia itu lebih mulia dibanding makhluk2 rendah semacam kamu dan sejenisnya, maka hendaklah kamu tobat dan mengikuti agamaku serta nyantri kepadaku supaya kamu selamat masuk surga tidak dilaknat oleh Tuhan"

Cakil : "hehehehehehe, emangnya itu surga kepunyaan simbahmu kok berani beraninya menvonis aku bakal masuk neraka kalo tidak masuk kedalam agamamu, aku hidup memang sebagai buto bahkan raja dari para buto sedangkan aku punya darma tersendiri yang aku jalani sebaik baiknya yaitu menggoda manusia, sedangkan darma kamu sebagai manusia adalah berbuat baik seperti halnya yg tercantum di kitab agamamu itu"

kyai : "lha memang benar to kalau setan dan sejenisnya ya termasuk kamu itu bakalan masuk neraka karena dilaknat Tuhan, sedangkan golongan yg selamat sampai surga adalah yg menganut agamaku titik, tidak ada keraguanku atas itu semua, maka bertobatlah kamu dan ikutilah aku sebelum terlambat"

cakil : "sudah kubilang emangnya itu surganya simbahmu, kamu ini suka bikin lelucon aja, itukan katanya kitabmu yang ditafsirkan macam2 oleh pemuka2 agamamu dan juga kamu sendiri, apa kau pikir dengan mengutip ayat2 dari kitab sucimu maka sudah bisa dikatakan ahli agama? kalau menurutku masih jauuuh, bahkan aku buto yang kafir ini lebih mengerti agama dibanding kamu ini"

kyai : "heemmm baiklah kalo kamu tidak mau bertobat, kalo begitu kamu tanya apa saja tentang agama maka apabila tuhan mengizinkan aku bisa menjawab semoga bisa menjadi bahan renungan buatmu utk segera bertobat"

Cakil : "baiklah pak kyai yang terhormat, kalo boleh saya yang kafir ini bertanya, bagaimana caranya dzikir yg bermakrifat dan tingkatannya?"

kyai : "haha itu pertanyaan gampang, baiklah aku jawab, dzikir itu adalah mengingat Tuhan dan hanya ada dua tingkatan yaitu dzikir terucap dan dzikir tersembunyi atau sirri, dzikir yg zahir atau terucap itu ya menyebut asma Tuhan atau bacaan yg diajarkan oleh rasulku dengan jumlah tertentu tanpa dikurangi atau ditambahi, apabila dikurangi atau ditambahi atau juga bukan yg nabi ajarkan maka itu termasuk bid'ah dan sesat, dan yg dimaksud dzikir sirri adalah dzikir halus dimana kita mengingat Tuhan dimanapun dan dalam kondisi apapun, sedangkan hubungannya dengan makrifat adalah pemahaman kita yg arif menyikapi tuntunan nabi tersebut, sebaik baik pemahaman adalah pemahaman salafus soleh atau orang2 terdahulu yg dekat dengan nabi, sedangkan umat sekarang bukan salafus soleh maka harus mengikuti salafus soleh supaya menjadi makrifat atau arif"

cakil : "heemmm.......jawabanmu memang cerdas tapi masih terpasung oleh ruang waktu di masa lampau, kamu lupa bahwasanya kamu hdiup dijaman sekarang yg sudah modern, sedangkan orang2 salaf yg kamu idolakan itu sudah mati"

kyai : "aku hanya berpatok pada dalil yg mengatakan diantara 73 golongan hanya ada satu yg selamat yaitu golongan ahlusunnah waljamaah tidak dengan yg lainnya termasuk yg setia dengan budaya2 setempat yg bid'ah itu, golongan ahlus sunah itu ya yg mengikuti manhaj salafus soleh, sedangkan sebaik baik golongan ya mereka itu, titik, maka sudah pasti mereka itu makrifat"

cakil : "yaa itu sih terserah kamu kalau mau terkurung dimasa lalu, kamu sebagai pemuka agama seharusnya bisa melihat kedepan tidak hanya berpatokan pada masa lalu, salah satu ciri makrifat adalah lebih dari sekedar berkaca pada masa lalu atau melihat di masa depan yaitu dengan menyimpulkan awal akhir kehidupan, sangkan paraning dumadi, dumadining sangkan paran"

kyai : "hahahah mana dalilnya, ngaco kamu istilah2 kejawen itu tidak ada didalam kitab suciku, itu bid'ah namanya"

cakil : "aku hanya berpedoman pada kitab teles yaitu yg merasuk kedalam semua kitab garing dan semua ciptaanNya, sedangkan apa yg kamu kutip dan baca itu hanya salah satu kitab garing yg kamu pahami ikut2an orang2 sebelum kamu, mosok beragama kok cuman ikut2an kayak ikut parpol buto aja"

kyai : "huuusss berani beraninya kamu melecehkan kitab suci dan agamaku, dasar buto kafir!! sudah sekarang aku mau tahu apa jawaban atas pertanyaanmu sendiri tentang dzikir bermakrifat itu"

cakil : "begini ya pak kyai, sebelum masuk ke makrifat maka akan aku jelaskan dulu tingkatan dzikir dibawahnya yang pertama adalah dzikir secara syar'i dulu yaitu menyebut asma tuhan dengan jumlah tertentu sesuai tuntunan nabimu, atau juga dengan jumlah tertentu yg tidak dicontohkan nabimu juga tidak apa2 asal niatnya baik"

kyai : "terusss??"

cakil : "lalu yg kedua adalah dzikir tarekat, yaitu menyebut asma tuhan sebanyak banyaknya tanpa hitungan hingga menjadikan jiwa2 manusia yg berdzikir itu tenang dan damai, lalu yang ketiga adalah dzikir hakekat yaitu mengambil hikmah dari segala ciptaanNya, didalam segala ciptaaNya termasuk aku yg jelek ini terbersit asma2Nya, lihat dan rasakan itu maka kamu telah berdzikir secara hakekat, apabila kamu hanya berpatokan pada jumlah saja, maka kamu hanya bisa bersyariat saja tapi masih jauh dari yg dinamakan makrifat"

kyai : "terserah apa katamu, yg penting aku hanya menjalankan tuntunan nabiku tanpa merubah sedikitpun dari beliau, apabila diperdengarkan ayat2 tuhanku maka tunduk dan takluklah, kalau tidak mau tunduk dan takluk ya bakalan masuk neraka, o iya kamu belum menjawab pertanyaanmu sendiri tentang dzikir bermakrifat itu"

cakil : "huahahahah itulah bedanya manusia kebanyakan dan buto sepertiku, kamu sebagai wakil dari kebanyakan manusia hanya beragama karena ikut2an lebih2 takut ancaman masuk neraka, maka yg kamu bisa adalah mengutip ayat secara tersurat tapi sedikit tahu yg tersirat, itu disebabkan pemahaman kamu tentang agama hanya bisa tunduk takluk dan terkurung masa lalu, ini lain dengan agamaku sebagai buto, aku belajar tentang kejahatan dari mbah iblis dan belajar kebaikan dari para orang2 suci termasuk nabimu itu, aku bisa melihat di kegelapan malam dan terangnya siang, maka dengan mudahnya aku menggoda manusia yg hanya belajar di kegelapan saja atau terang benderang saja, aku belajar tanpa rasa takut terhadap ancaman apapun termasuk nerakanya simbahmu itu, maka dari itu aku bisa menerangkan sedikit tentang makrifat kepadamu, apabila kamu masih terkurung pada kitab dan agamamu maka mustahil kamu bisa bermakrifat dan mengalahkankan godaanku itu"

kyai : "yah kamu boleh sombong tidak takut neraka, tapi kelak diakhirat kamu akan tahu akibatnya"

cakil : "huahahahahah kamu ini kyai yg lucu, jelaslah aku ini sejenis buto tentu saja sombong dan jahat serta kafir pula, tapi aku sombong dan jahat itu dimaksudkan supaya kamu tidak mengikutiku dan menjadi orang yg rendah hati yg bersyukur, tentu saja aku tidak takut neraka wong hakekat neraka bagi ahli makrifat itu tidak ada, orang yg makrifat yakin betul rahman dan rahimNya itu tanpa batas maka neraka itu tidak ada, yang ada adalah surga tanpa batas"

kyai : "huuusss berani2nya bilang neraka tidak ada, bagaimana dengan nama2 neraka di kitab suciku seperti jahanam, jahiim, huthomah, saqar, wail dsb itu? apa kamu pikir itu isapan jempol belaka?"

cakil : "huahahahahahah bolehkah aku ketawa sombong dulu.....huahahahahaha....kamu ini seperti anak kecil aja yg ketakutan ditakut takuti kalo suka rewel, ya seperti itulah keimanan kamu itu, asal kamu tahu aja, manusia masuk neraka itu karena kesalahannya sendiri, sejak didunia manusia sudah menciptakan nerakanya sendiri seperti memelihara nafsu amarah, suka merugikan orang lain, pendendam, serakah dsb, kamu pikir enak yah hidup sebagai pemarah yg benci terhadap orang2 yg kamu cap kafir itu? itulah nerakamu yaitu sifat pembencimu itu, coba kalau dibikin enak dan santai maka kamu akan bisa mengambil hikmah dan manfaat dari orang2 yg kamu anggap kafir itu, maka inilah ciri orang yg bermakrifat"

kyai : "lha kan di kitabku tertulis bahwa tuhan membenci orang2 yg kafir dan juga murka kepada mereka"

cakil : "huahahahahaha..........boooss kyai, ente dapat pemahaman dari mana kalau tuhan membenci ciptaanNya? kamu pikir Tuhan menciptakan orang2 yg kamu anggap kafir untuk Dia benci? yg menjadi kata kitab sucimu yg mengatakan tuhan benci itukan bermaksud membahasakan bahasa tuhan ke bahasa manusia yg dimaksud adalah kalau berbuat jahat maka akan jauh dari sifat2 ketuhanan,lagian kalo tuhan bener2 benci sekarang pun sudah memasukkan setan dan kawan2 kedalam neraka paling dalam, tapi nyatanya kami masih enjoy2 aja tuh, masih bisa makan minum dan menggoda manusia dengan enak, baik dan jahat itu semua ciptaan tuhan dan punya fungsi masing2 yg menjadi bagian alam semesta ini, maka berpikir dan pahamilah alam semesta ini secara menyeluruh menjadi satu kesatuan kesetimbangan dan gotong royong yg luar biasa, tidak sepotong sepotong atau bersikap anti, maka pemahaman yg menyeluruh lintas ruang waktu baik jahat adalah ciri dari bermakrifat"

kyai : "terserah apa katamu itu, kamu ini setan dan kamu ini pembohong besar, aku tidak akan pernah mengikutimu"

cakil : "hihihihi........aku ini memang buto yg suka menggoda manusia utk berbuat jahat dan aku memang setan, aku memang pembohong dan benar bahwasanya aku memang tidak patut untuk dicontoh, tapi aku jujur mengakui kalo aku ini jahat dan kafir, bandingkan dengan manusia yg mengaku alim taat beragama tapi perilaku dibelakangnya jahat melebihi setan, aku berbuat jahat karena panggilan darma sebagai penguji manusia, sedangkan manusia yg kesetanan berbuat jahat karena demi menuruti hawa nafsunya sendiri, mana yg kelihatannya enak dan menguntungkan maka itulah yg dituruti tidak peduli akan merugikan pihak lain, kamu pikir mana yg lebih jahat antara setan yg ngaku jahat tapi jahat dengan manusia yg katanya mulia yg mengaku baik, alim taat beragama tapi dibelakangnya sangat jahat bahkan melebihi setan?"

kyai : "yayayayaya....aku ngaku kalah, emmag selama ini aku hanya berpedoman pada kitab suciku semata secara tersurat, kamu ini memang setan yg berpengetahuan luas, bahkan aku malu mengakui diriku harus belajar lagi"

cakil : "huahahahah kamu emang berani mengakui kalo kamu barusan kalah berdebat dengan buto jelek dan kafir ini dihadapan santri2mu yg ribuan itu? kamu emang paling jago kalo ngaku benar, tapi penakut kalo ngaku salah dihadapan orang2 yg berseberangan denganmu, apa ini yg dicontohkan oleh nabimu itu? padahal juga salah satu ciri bermakrifat adalah mengakui kesalahan sendiri dan membenarkan pendapat orang lain dalam arti lebih melihat kedalam diri utk melihat hikmah diluar diri kita atau mulat sarira"

kyai : "iya mbah cakil saya memang khilaf, bolehkah saya belajar ilmu makrifat dari mbah cakil ini?"

cakil : "huahahahah karena kamu sudah mengaku salah, maka aku akan menjelaskan apa makna dari dzikir bermakrifat itu, aku hanya bisa mengumpamakan apabila berdzikir secara hakekat itu ibarat mengambil manfaat dari terangnya sinar lentera, maka bermakrifat itu ibarat menjadi lenteranya yg menjadi sumber cahaya dari kehidupannya sendiri serta bagi orang lain, kalau memakai bahasa kejawen adalah jumeneng kalawan pribadi, kalau bahasa arabnya adalah qiyamuhu binafsihi, terserah kamu suka istilah yg mana bebas saja"

kyai : "lalu apa yg harus saya lakukan untuk bisa menjadi lentera bagi diri saya sendiri dan orang lain mbah buto?"

cakil : "huahahahahahahah berat sekali cah bagus, kamu harus melepas surbanmu yg segede ban vespa itu lalu kamu cukur gundul rambut serta jenggot panjangmu itu, kamu juga harus melepas semua pakaianmu hingga telanjang bulat lalu mandilah di mata air kehidupanmu sendiri untuk membersihkan segala ego yg mengotori dirimu yg disebabkan oleh pakaian, surban serta gelarmu itu, percayalah bahwa pakaian jubah, surban, gelar dan jenggotmu itu hanya menjadi kotoran bagi hatimu karena menjadikannya sebagai aksesoris belaka supaya dianggap alim dan taat beragama"

kyai : "baiklah akan saya lakukan itu sebisa saya, lalu kalo boleh saya tahu apa makna makrifat yg sebenarnya mbah buto?"

cakil : "huahahahah aku hanya tahu sedikit cah bagus, maka yg bertanya barangkali lebih makrifat dari yg ditanya"
LANJUTKAN MENYIMAK.....

Saturday, July 17, 2010

Sakti Tanpa Aji



Sebenarnya ini adalah ungkapan Sosrokartanan yg lengkapnya adalah "menang tanpa ngasorake, sugih tanpa bandha, sekti tanpa aji, nglurug tanpa bala" tapi saya kemas menjadi sebuah dialog yg imajinatif bersetting di republik buto.

Pada suatu ketika ada seorang lelaki setengah baya yg berprofesi sebagai paranormal di kampung baru pulang dari hutan sehabis bertapa, sebenarnya dia adalah seorang pria baik tapi karena dia terlalu hobi berburu ilmu kesaktian maka terjerumuslah dia kedalam kesombongan, ya lelaki itu bernama Karman. Karman tampak lelah berjalan kaki dan ingin beristirahat di sebuah pos ronda, tapi di pos ronda itu sudah seorang yg tertidur pulas, saking pulasnya sehingga Karman menggoyang goyang tubuh orang itu tetap saja tidak bangun, maka habis kesabaran Karman dan membentak dengan dilambari ajian yg dimilikinya, kontan saja Noto si pemuda yg tertidur itu terpental jatuh ditanah, maka Karman pun tertawa puas.

Noto : "aduuuuuh siapa anda kok ngagetin saya sedang tidur aja, apa tidak ada cara yg lebih baik membangunkan orang lagi tidur selain dibentak?"

Karman : "huahahahah......kamu ini dasar pemalas, ngapain siang2 tidur di pos ronda, aku sudah berusaha ngebangunin kamu tapi kamu malah semakin pulas tidurnya, ya udah aku pake aji Gelap Ngampar andalanku sedikit saja, sebab kalo kebanyakan bisa modar kamu....huahahahah...siapa namamu?"

Noto : "nama saya Noto pak, kalo boleh tahu siapa bapak ini? kelihatannya bukan orang sembarangan"

Karman : "nih kenalin namaku Karman paranormal kondang di kota ini, aku baru saja bertapa di hutan utk menyempurnakan ilmu kesaktian yg aku miliki dan aku membangunkan kamu supaya tidak bermalas malasan di pos ronda, contohlah aku ini yg giat memburu ilmu dari pesantren ke pesantren, dari paranormal ke paranormal, bertapa dari gunung ke gunung pokoknya tidak ada kata malas utk mempelajari ilmu2 kesaktian"

Noto : "kalo boleh tahu untuk apa ilmu2 kesaktian yg panjenengan miliki?"

Karman : "yaaaa untuk mencari nafkah sebagai paranormal, dari mengobati orang sakit hingga pawang hujan semua aku bisa bahkan menyantet orang kalo aku mau pun bisa"

Noto : "hhmmm apa untuk menjadi sakti harus bertapa ke gunung2 atau berguru ke kyai2 di pesantren?"

Karman : "tentu saja begitu guwoblok!, apa kamu pikir ilmu kesaktian itu datangnya instan tanpa diasah langsung tiba2 menjadi sakti, kalo tidak mau bertapa dan berguru ya udah jadi pengangguran aja kayak kamu yg siang2 gini malah tidur"

Noto : "saya tadi ketiduran disini, lagipula siapa yg melarang siang2 tidur?"

karman : "huahahahahah pinter ngeles kamu, begini ya cah bagus, kalo kamu ingin sakti kayak aku maka aku tidak segan2 mengajari kamu satu dua ilmu kesaktianku tapi syaratnya berat, kamu harus kuat berpuasa"

Noto : "waduh makasih pak, tapi saya tidak berminat, saya hanya ingin sakti tanpa aji, bisakah itu?"

Karman : "mana bisa begitu? kalo mau sakti ya harus tirakat berpuasa wirid amalan dengan jumlah tertentu"

Noto : "kalo menurut saya bisa saja itu terjadi, kalo kesadaran kita sudah mencapai kesadaran kosmis bahkan kesadaran illahi maka semua aji2 itu tidak ada artinya"

Karman : "dasar ngeyel!, dikasih ilmu malah nolak, perlu kamu ketahui untuk menjadi sakti ya harus menggunakan aji2, hizib, asmak dan lain lain, apa kamu pikir hanya dengan tidur bermalas malasan lalu tiba2 sakti?"

Noto : "hhhmmm bukan begitu maksud saya, tapi aji2 itu tidak mutlak dibutuhkan apalagi itu hanya ilmu kanoman yg hanya dikulit dan mudah luntur"

Karman : "sembrono kamu!, ilmu2 yg aku miliki itu sangat ampuh dan sakti, dengan ilmu2 ku aku bisa menaklukkan ribuan jin, menembus bumi lapis tujuh dan langit lapis tujuh dengan sukmaku, bahkan aku bisa menghilang dari pandangan mata dan mendatangkan dan menindahkan awan dalam waktu singkat karena ilmuku ilmu kasepuhan yg sangat ampuh"

Noto : "tetap saja seampuh apapun ilmu panjenengan tetap saja itu ilmu kanoman karena masih menggunakan rapalan2 walaupun katanya panjenengan sudah bisa berkelana ke penjuru langit dan bumi, sebab ilmu kasepuhan itu bukan ilmu kesaktian"

Karman : "huahahahaha dasar kamu cuman bisa omong kosong, kamu belum pernah melihat dalamnya bumi dan tingginya langit, kamu belum pernah berjumpa malaikat2 dilangit yg selalu berdzikir kepadaNya, ketika berdialog dengan mereka tidak pernah tuh mereka membicarakan kesadaran kosmis, lalu menurut kamu ilmu kasepuhan itu apa?"

Noto : "ilmu kasepuhan menurut saya adalah dasar dari semua ilmu dan paripurna dari ilmu itu juga yaitu sangkan paraning dumadi, apabila sebelum alam semesta ini diciptakan maka dimanakah kita dan sesudah kita mati maka kemanakah kita? apabila sudah tercapai simpul awal akhir maka ilmu kita sudah sepuh atau kasepuhan"

Karman : "huahahahah sok tahu kamu, kalo cuman pertanyaan itu anak kecilpun bisa menjawab, sebelum alam semesta ini diciptakan maka hanya ada Tuhan dan setelah kita mati ya di alam kubur menanti kiamat tiba"

Noto : "jawaban panjenengan tidak salah kalo hanya sebatas membaca atau katanya pak kyai atau katanya kitab suci, tapi apakah panjenengan bisa membuktikan itu? bahkan dengan ilmu kesaktian yg dipunyai sekalipun"

Karman : "heemmmm kalo asal usul alam semesta aku tidak bisa membuktikan tapi kalo arwah orang mati di alam kubur aku sering melihatnya"

Noto : 'yang panjenengan lihat di alam kubur itu adalah menurut sudut pandang panjenengan sendiri dan bisa jadi sensasi tiap orang beda2, yang aku tanya adalah kemanakah kita? bukan kemanakah arwah kita"

Karman : "dasar goblok ya sama saja pertanyaannya, lalu menurut kamu jawabannya apa?

Noto : "hhhmmm sebelumnya saya mohon maaf bukan bermaksud sok tahu, yg panjenengan lihat itu adalah perwujudan amal manusia sedangkan kita atau aku itu tidak kemana mana tapi ada dimana mana, aku bisa saja ada disini, aku disana, aku di langit, aku dibumi pada hakekatnya tetap sama yaitu Urip/hidup, pada hakekatnya juga hidup itu abadi tanpa mati yg ada adalah berpindah alam saja dari dunia ke kubur ke akhirat"

Karman : "huahahahaha aku tidak butuh paham tentang sangkan paraning dumadi, yang penting sholat 5 waktu, tiap malam tahajjud dilanjutkan dzikir asmaa'ul husna 11000 kali tidak kurang dan tidak lebih sudah beres dijamin berpahala"

Noto : "wah lelaku panjnengan yg sholat tahajjud itu baik sekali pak, juga dzikirnya yg 11000 kali itu tapi itu semua tidak menjamin berpahala apabila masih ada kemauan lain selain kepadaNya misalnya untuk mendapat kesaktian"

Karman : "huss tentu saja berpahala wong aku aja dapat amalan itu dari kyai sepuh supaya kesaktianku bisa lestari dan bertambah juga akan menghadirkan ribuan khodam dari golongan malaikat untuk kita perintah apa saja selain berbuat dosa"

Noto : "amalannya tidak salah tapi yg salah adalah niatnya, buat apa dzikir ribuan kali tahajjud puluhan rokaat tapi hanya untuk kesaktian, lalu apakah masih berfaedah apabila dzikirnya tidak pas 11000 kali tapi hanya 10000 kali atau 12000 kali? buat apa kita menghitung hitung amal dan dzikir kita? sebelum belajar ilmu kesaktian maka belajarlah dulu berniat yg lurus terhadap semua amal ibadah kita"

Karman : "kamu bisa saja omong begitu tapi aku sudah membuktikannya dengan didatangi ribuan malaikat berbaju dan bersurban putih ketika berdzikir dan mereka siap membantu apa saja keperluanku ketika aku butuhkan, sekarang kamu mau menyangkal apa?"

Noto : "malaikat itu adalah derivate dari kekuasaan Tuhan dan istilah itu hanya ada di agama2 dari timur tengah sedangkan dari india tidak mengenal malaikat yang ada adalah dewa2, ketika didatangi mereka bukan berarti itu benar2 malaikat bisa jadi makhluk lain, tidak ada jaminan kita bisa memastikan itu malaikat atau bukan, apabila kita suka berhitung hitung terhadap amal kita maka yg datang juga makhluk dengan hitungan juga dan terbatas kemampuannya, ibarat bersedekah maka seikhlasnya tidak dihitung dengan jumlah tertentu apalagi mengharap balik modal, begitu juga dengan berdzikir"

karman : "huahahahah itu namanya ilmu hikmah, jangan sok menasehati aku, aku ini lebih tua dari kamu tentu saja aku lebih berpengalaman, lalu kamu pikir dengan berdzikir tanpa jumlah bisa mendatangkan kesaktian? coba pikirkan itu"

noto : "ilmu hikmah itu adalah ilmu mengambil hakekat dari sebuah peristiwa, tidak harus dzikir dengan jumlah tertentu, bahkan apabila dipaksakan harus begitu maka bisa jadi tidak ada hikmah apapun yg kita dapatkan, dulu asalnya ilmu2 itu dipelajari oleh para ahli tasawuf sekaligus ilmuwan yg sudah benar2 zuhud, bedanya ilmu hikmah dan sains adalah yg mempraktekkan ilmu hikmah tidak memeperoleh hasil yg sama alias tidak ada ukuran keberhasilannya, sedangkan ilmu sains itu ada ukurannya, jadi buat apa menghitung hitung kalo tidak ada ukuran keberhasilannya, satu kalimat takbir dari nabi bisa jauh lebih dahsyat dibanding jutaan kalimat takbir orang biasa, karena nabi itu ikhlas sedangkan orang biasa kebanyakan kurang ikhlas"

karman : "sudah gini aja, sekarang giliran aku tanya, ketika malam aku bertahajjud dan berdzikir maka kamu sedang apa?"

Noto : "tidur"

karman : "huahahaha masih mendingan aku yg tahajjud sedangkan kamu tidur, wong bisanya cuman tidur kok mau adu kepandaian dengan aku yg sudah nyantrik ke kyai2 kondang"

Noto : "ketika panjenengan tahajjud dan dzikir mengharapkan khodam maka aku menidurkan badan menyadarkan akan sejatining urip atau turu eling atau berlatih urip sakjroning mati, maka itulah lelakuku, aku berdzikir tidak memakai hitungan dan tidak berharap apapun, yg ada adalah ikhlas seikhlas ikhlasnya bahkan ketika kata2 tidak lagi bisa menjangkau"

Karman : "ikhlas??? emang kamu tahu apa itu ikhlas? kalau kita beribadah jelas ada maunya paling tidak berharap pahala dan masuk surga juga ridhoNya, bohong kalau kamu berkata tidak berharap apapun, apa kamu tidak mau masuk surga? dasar edan!"

Noto : "saya memang tidak tahu persis ikhlas itu yg seperti bagaimana, tapi akan saya coba ibaratkan ikhlas itu seperti bilangan nol"

Karman : "maksudnya??"

Noto : "ketika kita beramal maka diumpamakan seperti bilangan, bilangan itu kita pangkat nol yaitu ikhlas maka ketemunya adalah 1 yaitu tujuan kita, ketika bilangan itu dibagi nol ya ikhlas juga maka ketemunya adalah tak terhingga, nah tak terhingga itulah hasilnya yang jauh lebih besar dibanding satu trilyun pangkat satu trilyun, tidak masalah walau hanya satu kalimat tapi ikhlas maka hasilnya tak terhingga juga, maka itulah rahasia dari karomah wali dan mukzizat nabi bukan dari jumlah khodam yg mendampingi ataupun jumlah amalannya"

Karman : "jadi maksud kamu semua ilmu dan aji2 yg aku peroleh dengan susah payah tidak berarti sama sekali begitukah?"

Noto : "bukan begitu, semua itu ada hikmahnya, semua ilmu yg panjenengan dapatkan pasti ada manfaatnya dan syukurilah itu, yg salah adalah nafsu kita yg selalu merasa kurang dan haus tanpa pernah puas utk mendapatkan yg kita inginkan apalagi ditambah tidak mau kalah dengan teman2 kita yg dirasa lebih sakti, apabila kita begitu maka kita menjadi miskin kesaktian walaupun punya puluhan ajian, hizib dan asmak sekalipun"

Karman : "yaaa aku ngaku khilaf sebab kalo tidak begitu aku merasa malu dengan teman2 sesama paranormal lagi pula untuk menjaga diri apabila diserang musuh, lalu apa yg harus aku lakukan supaya aku bisa kaya akan kesaktian"

Noto : "kalo menurut saya satu ajian saja sudah cukup, bahkan tanpa ajian pun tidak masalah sebab apabila kita sepuh dengan ilmu kasepuhan dan ikhlas maka hasilnya menjadi tak terhingga"

Karman : "jadi begitu yah, lalu ikhlas itu prakteknya seperti bagaimana supaya aku bisa sakti tanpa aji"

Noto : "salah satu pengertian ikhlas adalah merasa tidak punya apa2 bahkan tidak punya rasa milik, tidak berdaya apa2, tidak berilmu apa2, tidak berhikmah apa2 bahkan tidak berwujud apa2, maka kesadaran kita telah menyambung ke Urip sejati yg sejatining ora ana apa2 dan masuk ke semesta tan kena kinaya ngapa atau tidak terdefinisi, sejatining ora ana apa2 itu adalah teleng/pusat rahsa dilanjutkan dengan kesaksian "kejaba sing kandha/kecuali yg berkata/bersaksi" yang merupakan jumeneng kalawan pribadi, sedangkan jumeneng kalawan pribadi itu istilah arabnya adalah qiyamuhu binafsihi atau berdiri dengan sendirinya tanpa bergantung dengan aji2, harta, tahta dan pihak2 lain"

Karman : "waduh kok jadi bingung aku"

Noto : "pak Karman, semua itu memang tidak mudah dicapai, tapi bisa dimulai dengan belajar urip sakjroning mati, caranya adalah dengan turu eling, ketika kita tidur maka yg tidur adalah badan kita sedangkan ruh kita tetap Urip dan sadar, apabila sedang tidur saja tetap sadar apalagi ketika terjaga maka tentu lebih sadar dan Urip, lalu belajarlah mengambil hikmah yg paling kecil hingga yg paling besar, hikmah sekecil apapun ketika disyukuri maka akan menjadi besar, lalu belajarlah utk mati sakjroning urip atau menafikan segala hak milik serta ego kita, ego itu ibarat dinding penghalang kita utk mencapai semesta tan kena kinaya ngapa, lalu yg terakhir adalah bersabarlah, tanpa kesabaran maka akan buyar semuanya, itulah rahasia dari menang tanpa ngasorake, sugih tanpa bandha, sekti tanpa aji dan nglurug tanpa bala"
LANJUTKAN MENYIMAK.....