Sebenarnya ini adalah ungkapan Sosrokartanan yg lengkapnya adalah "menang tanpa ngasorake, sugih tanpa bandha, sekti tanpa aji, nglurug tanpa bala" tapi saya kemas menjadi sebuah dialog yg imajinatif bersetting di republik buto.
Pada suatu ketika ada seorang lelaki setengah baya yg berprofesi sebagai paranormal di kampung baru pulang dari hutan sehabis bertapa, sebenarnya dia adalah seorang pria baik tapi karena dia terlalu hobi berburu ilmu kesaktian maka terjerumuslah dia kedalam kesombongan, ya lelaki itu bernama Karman. Karman tampak lelah berjalan kaki dan ingin beristirahat di sebuah pos ronda, tapi di pos ronda itu sudah seorang yg tertidur pulas, saking pulasnya sehingga Karman menggoyang goyang tubuh orang itu tetap saja tidak bangun, maka habis kesabaran Karman dan membentak dengan dilambari ajian yg dimilikinya, kontan saja Noto si pemuda yg tertidur itu terpental jatuh ditanah, maka Karman pun tertawa puas.
Noto : "aduuuuuh siapa anda kok ngagetin saya sedang tidur aja, apa tidak ada cara yg lebih baik membangunkan orang lagi tidur selain dibentak?"
Karman : "huahahahah......kamu ini dasar pemalas, ngapain siang2 tidur di pos ronda, aku sudah berusaha ngebangunin kamu tapi kamu malah semakin pulas tidurnya, ya udah aku pake aji Gelap Ngampar andalanku sedikit saja, sebab kalo kebanyakan bisa modar kamu....huahahahah...siapa namamu?"
Noto : "nama saya Noto pak, kalo boleh tahu siapa bapak ini? kelihatannya bukan orang sembarangan"
Karman : "nih kenalin namaku Karman paranormal kondang di kota ini, aku baru saja bertapa di hutan utk menyempurnakan ilmu kesaktian yg aku miliki dan aku membangunkan kamu supaya tidak bermalas malasan di pos ronda, contohlah aku ini yg giat memburu ilmu dari pesantren ke pesantren, dari paranormal ke paranormal, bertapa dari gunung ke gunung pokoknya tidak ada kata malas utk mempelajari ilmu2 kesaktian"
Noto : "kalo boleh tahu untuk apa ilmu2 kesaktian yg panjenengan miliki?"
Karman : "yaaaa untuk mencari nafkah sebagai paranormal, dari mengobati orang sakit hingga pawang hujan semua aku bisa bahkan menyantet orang kalo aku mau pun bisa"
Noto : "hhmmm apa untuk menjadi sakti harus bertapa ke gunung2 atau berguru ke kyai2 di pesantren?"
Karman : "tentu saja begitu guwoblok!, apa kamu pikir ilmu kesaktian itu datangnya instan tanpa diasah langsung tiba2 menjadi sakti, kalo tidak mau bertapa dan berguru ya udah jadi pengangguran aja kayak kamu yg siang2 gini malah tidur"
Noto : "saya tadi ketiduran disini, lagipula siapa yg melarang siang2 tidur?"
karman : "huahahahahah pinter ngeles kamu, begini ya cah bagus, kalo kamu ingin sakti kayak aku maka aku tidak segan2 mengajari kamu satu dua ilmu kesaktianku tapi syaratnya berat, kamu harus kuat berpuasa"
Noto : "waduh makasih pak, tapi saya tidak berminat, saya hanya ingin sakti tanpa aji, bisakah itu?"
Karman : "mana bisa begitu? kalo mau sakti ya harus tirakat berpuasa wirid amalan dengan jumlah tertentu"
Noto : "kalo menurut saya bisa saja itu terjadi, kalo kesadaran kita sudah mencapai kesadaran kosmis bahkan kesadaran illahi maka semua aji2 itu tidak ada artinya"
Karman : "dasar ngeyel!, dikasih ilmu malah nolak, perlu kamu ketahui untuk menjadi sakti ya harus menggunakan aji2, hizib, asmak dan lain lain, apa kamu pikir hanya dengan tidur bermalas malasan lalu tiba2 sakti?"
Noto : "hhhmmm bukan begitu maksud saya, tapi aji2 itu tidak mutlak dibutuhkan apalagi itu hanya ilmu kanoman yg hanya dikulit dan mudah luntur"
Karman : "sembrono kamu!, ilmu2 yg aku miliki itu sangat ampuh dan sakti, dengan ilmu2 ku aku bisa menaklukkan ribuan jin, menembus bumi lapis tujuh dan langit lapis tujuh dengan sukmaku, bahkan aku bisa menghilang dari pandangan mata dan mendatangkan dan menindahkan awan dalam waktu singkat karena ilmuku ilmu kasepuhan yg sangat ampuh"
Noto : "tetap saja seampuh apapun ilmu panjenengan tetap saja itu ilmu kanoman karena masih menggunakan rapalan2 walaupun katanya panjenengan sudah bisa berkelana ke penjuru langit dan bumi, sebab ilmu kasepuhan itu bukan ilmu kesaktian"
Karman : "huahahahaha dasar kamu cuman bisa omong kosong, kamu belum pernah melihat dalamnya bumi dan tingginya langit, kamu belum pernah berjumpa malaikat2 dilangit yg selalu berdzikir kepadaNya, ketika berdialog dengan mereka tidak pernah tuh mereka membicarakan kesadaran kosmis, lalu menurut kamu ilmu kasepuhan itu apa?"
Noto : "ilmu kasepuhan menurut saya adalah dasar dari semua ilmu dan paripurna dari ilmu itu juga yaitu sangkan paraning dumadi, apabila sebelum alam semesta ini diciptakan maka dimanakah kita dan sesudah kita mati maka kemanakah kita? apabila sudah tercapai simpul awal akhir maka ilmu kita sudah sepuh atau kasepuhan"
Karman : "huahahahah sok tahu kamu, kalo cuman pertanyaan itu anak kecilpun bisa menjawab, sebelum alam semesta ini diciptakan maka hanya ada Tuhan dan setelah kita mati ya di alam kubur menanti kiamat tiba"
Noto : "jawaban panjenengan tidak salah kalo hanya sebatas membaca atau katanya pak kyai atau katanya kitab suci, tapi apakah panjenengan bisa membuktikan itu? bahkan dengan ilmu kesaktian yg dipunyai sekalipun"
Karman : "heemmmm kalo asal usul alam semesta aku tidak bisa membuktikan tapi kalo arwah orang mati di alam kubur aku sering melihatnya"
Noto : 'yang panjenengan lihat di alam kubur itu adalah menurut sudut pandang panjenengan sendiri dan bisa jadi sensasi tiap orang beda2, yang aku tanya adalah kemanakah kita? bukan kemanakah arwah kita"
Karman : "dasar goblok ya sama saja pertanyaannya, lalu menurut kamu jawabannya apa?
Noto : "hhhmmm sebelumnya saya mohon maaf bukan bermaksud sok tahu, yg panjenengan lihat itu adalah perwujudan amal manusia sedangkan kita atau aku itu tidak kemana mana tapi ada dimana mana, aku bisa saja ada disini, aku disana, aku di langit, aku dibumi pada hakekatnya tetap sama yaitu Urip/hidup, pada hakekatnya juga hidup itu abadi tanpa mati yg ada adalah berpindah alam saja dari dunia ke kubur ke akhirat"
Karman : "huahahahaha aku tidak butuh paham tentang sangkan paraning dumadi, yang penting sholat 5 waktu, tiap malam tahajjud dilanjutkan dzikir asmaa'ul husna 11000 kali tidak kurang dan tidak lebih sudah beres dijamin berpahala"
Noto : "wah lelaku panjnengan yg sholat tahajjud itu baik sekali pak, juga dzikirnya yg 11000 kali itu tapi itu semua tidak menjamin berpahala apabila masih ada kemauan lain selain kepadaNya misalnya untuk mendapat kesaktian"
Karman : "huss tentu saja berpahala wong aku aja dapat amalan itu dari kyai sepuh supaya kesaktianku bisa lestari dan bertambah juga akan menghadirkan ribuan khodam dari golongan malaikat untuk kita perintah apa saja selain berbuat dosa"
Noto : "amalannya tidak salah tapi yg salah adalah niatnya, buat apa dzikir ribuan kali tahajjud puluhan rokaat tapi hanya untuk kesaktian, lalu apakah masih berfaedah apabila dzikirnya tidak pas 11000 kali tapi hanya 10000 kali atau 12000 kali? buat apa kita menghitung hitung amal dan dzikir kita? sebelum belajar ilmu kesaktian maka belajarlah dulu berniat yg lurus terhadap semua amal ibadah kita"
Karman : "kamu bisa saja omong begitu tapi aku sudah membuktikannya dengan didatangi ribuan malaikat berbaju dan bersurban putih ketika berdzikir dan mereka siap membantu apa saja keperluanku ketika aku butuhkan, sekarang kamu mau menyangkal apa?"
Noto : "malaikat itu adalah derivate dari kekuasaan Tuhan dan istilah itu hanya ada di agama2 dari timur tengah sedangkan dari india tidak mengenal malaikat yang ada adalah dewa2, ketika didatangi mereka bukan berarti itu benar2 malaikat bisa jadi makhluk lain, tidak ada jaminan kita bisa memastikan itu malaikat atau bukan, apabila kita suka berhitung hitung terhadap amal kita maka yg datang juga makhluk dengan hitungan juga dan terbatas kemampuannya, ibarat bersedekah maka seikhlasnya tidak dihitung dengan jumlah tertentu apalagi mengharap balik modal, begitu juga dengan berdzikir"
karman : "huahahahah itu namanya ilmu hikmah, jangan sok menasehati aku, aku ini lebih tua dari kamu tentu saja aku lebih berpengalaman, lalu kamu pikir dengan berdzikir tanpa jumlah bisa mendatangkan kesaktian? coba pikirkan itu"
noto : "ilmu hikmah itu adalah ilmu mengambil hakekat dari sebuah peristiwa, tidak harus dzikir dengan jumlah tertentu, bahkan apabila dipaksakan harus begitu maka bisa jadi tidak ada hikmah apapun yg kita dapatkan, dulu asalnya ilmu2 itu dipelajari oleh para ahli tasawuf sekaligus ilmuwan yg sudah benar2 zuhud, bedanya ilmu hikmah dan sains adalah yg mempraktekkan ilmu hikmah tidak memeperoleh hasil yg sama alias tidak ada ukuran keberhasilannya, sedangkan ilmu sains itu ada ukurannya, jadi buat apa menghitung hitung kalo tidak ada ukuran keberhasilannya, satu kalimat takbir dari nabi bisa jauh lebih dahsyat dibanding jutaan kalimat takbir orang biasa, karena nabi itu ikhlas sedangkan orang biasa kebanyakan kurang ikhlas"
karman : "sudah gini aja, sekarang giliran aku tanya, ketika malam aku bertahajjud dan berdzikir maka kamu sedang apa?"
Noto : "tidur"
karman : "huahahaha masih mendingan aku yg tahajjud sedangkan kamu tidur, wong bisanya cuman tidur kok mau adu kepandaian dengan aku yg sudah nyantrik ke kyai2 kondang"
Noto : "ketika panjenengan tahajjud dan dzikir mengharapkan khodam maka aku menidurkan badan menyadarkan akan sejatining urip atau turu eling atau berlatih urip sakjroning mati, maka itulah lelakuku, aku berdzikir tidak memakai hitungan dan tidak berharap apapun, yg ada adalah ikhlas seikhlas ikhlasnya bahkan ketika kata2 tidak lagi bisa menjangkau"
Karman : "ikhlas??? emang kamu tahu apa itu ikhlas? kalau kita beribadah jelas ada maunya paling tidak berharap pahala dan masuk surga juga ridhoNya, bohong kalau kamu berkata tidak berharap apapun, apa kamu tidak mau masuk surga? dasar edan!"
Noto : "saya memang tidak tahu persis ikhlas itu yg seperti bagaimana, tapi akan saya coba ibaratkan ikhlas itu seperti bilangan nol"
Karman : "maksudnya??"
Noto : "ketika kita beramal maka diumpamakan seperti bilangan, bilangan itu kita pangkat nol yaitu ikhlas maka ketemunya adalah 1 yaitu tujuan kita, ketika bilangan itu dibagi nol ya ikhlas juga maka ketemunya adalah tak terhingga, nah tak terhingga itulah hasilnya yang jauh lebih besar dibanding satu trilyun pangkat satu trilyun, tidak masalah walau hanya satu kalimat tapi ikhlas maka hasilnya tak terhingga juga, maka itulah rahasia dari karomah wali dan mukzizat nabi bukan dari jumlah khodam yg mendampingi ataupun jumlah amalannya"
Karman : "jadi maksud kamu semua ilmu dan aji2 yg aku peroleh dengan susah payah tidak berarti sama sekali begitukah?"
Noto : "bukan begitu, semua itu ada hikmahnya, semua ilmu yg panjenengan dapatkan pasti ada manfaatnya dan syukurilah itu, yg salah adalah nafsu kita yg selalu merasa kurang dan haus tanpa pernah puas utk mendapatkan yg kita inginkan apalagi ditambah tidak mau kalah dengan teman2 kita yg dirasa lebih sakti, apabila kita begitu maka kita menjadi miskin kesaktian walaupun punya puluhan ajian, hizib dan asmak sekalipun"
Karman : "yaaa aku ngaku khilaf sebab kalo tidak begitu aku merasa malu dengan teman2 sesama paranormal lagi pula untuk menjaga diri apabila diserang musuh, lalu apa yg harus aku lakukan supaya aku bisa kaya akan kesaktian"
Noto : "kalo menurut saya satu ajian saja sudah cukup, bahkan tanpa ajian pun tidak masalah sebab apabila kita sepuh dengan ilmu kasepuhan dan ikhlas maka hasilnya menjadi tak terhingga"
Karman : "jadi begitu yah, lalu ikhlas itu prakteknya seperti bagaimana supaya aku bisa sakti tanpa aji"
Noto : "salah satu pengertian ikhlas adalah merasa tidak punya apa2 bahkan tidak punya rasa milik, tidak berdaya apa2, tidak berilmu apa2, tidak berhikmah apa2 bahkan tidak berwujud apa2, maka kesadaran kita telah menyambung ke Urip sejati yg sejatining ora ana apa2 dan masuk ke semesta tan kena kinaya ngapa atau tidak terdefinisi, sejatining ora ana apa2 itu adalah teleng/pusat rahsa dilanjutkan dengan kesaksian "kejaba sing kandha/kecuali yg berkata/bersaksi" yang merupakan jumeneng kalawan pribadi, sedangkan jumeneng kalawan pribadi itu istilah arabnya adalah qiyamuhu binafsihi atau berdiri dengan sendirinya tanpa bergantung dengan aji2, harta, tahta dan pihak2 lain"
Karman : "waduh kok jadi bingung aku"
Noto : "pak Karman, semua itu memang tidak mudah dicapai, tapi bisa dimulai dengan belajar urip sakjroning mati, caranya adalah dengan turu eling, ketika kita tidur maka yg tidur adalah badan kita sedangkan ruh kita tetap Urip dan sadar, apabila sedang tidur saja tetap sadar apalagi ketika terjaga maka tentu lebih sadar dan Urip, lalu belajarlah mengambil hikmah yg paling kecil hingga yg paling besar, hikmah sekecil apapun ketika disyukuri maka akan menjadi besar, lalu belajarlah utk mati sakjroning urip atau menafikan segala hak milik serta ego kita, ego itu ibarat dinding penghalang kita utk mencapai semesta tan kena kinaya ngapa, lalu yg terakhir adalah bersabarlah, tanpa kesabaran maka akan buyar semuanya, itulah rahasia dari menang tanpa ngasorake, sugih tanpa bandha, sekti tanpa aji dan nglurug tanpa bala"
Pada suatu ketika ada seorang lelaki setengah baya yg berprofesi sebagai paranormal di kampung baru pulang dari hutan sehabis bertapa, sebenarnya dia adalah seorang pria baik tapi karena dia terlalu hobi berburu ilmu kesaktian maka terjerumuslah dia kedalam kesombongan, ya lelaki itu bernama Karman. Karman tampak lelah berjalan kaki dan ingin beristirahat di sebuah pos ronda, tapi di pos ronda itu sudah seorang yg tertidur pulas, saking pulasnya sehingga Karman menggoyang goyang tubuh orang itu tetap saja tidak bangun, maka habis kesabaran Karman dan membentak dengan dilambari ajian yg dimilikinya, kontan saja Noto si pemuda yg tertidur itu terpental jatuh ditanah, maka Karman pun tertawa puas.
Noto : "aduuuuuh siapa anda kok ngagetin saya sedang tidur aja, apa tidak ada cara yg lebih baik membangunkan orang lagi tidur selain dibentak?"
Karman : "huahahahah......kamu ini dasar pemalas, ngapain siang2 tidur di pos ronda, aku sudah berusaha ngebangunin kamu tapi kamu malah semakin pulas tidurnya, ya udah aku pake aji Gelap Ngampar andalanku sedikit saja, sebab kalo kebanyakan bisa modar kamu....huahahahah...siapa namamu?"
Noto : "nama saya Noto pak, kalo boleh tahu siapa bapak ini? kelihatannya bukan orang sembarangan"
Karman : "nih kenalin namaku Karman paranormal kondang di kota ini, aku baru saja bertapa di hutan utk menyempurnakan ilmu kesaktian yg aku miliki dan aku membangunkan kamu supaya tidak bermalas malasan di pos ronda, contohlah aku ini yg giat memburu ilmu dari pesantren ke pesantren, dari paranormal ke paranormal, bertapa dari gunung ke gunung pokoknya tidak ada kata malas utk mempelajari ilmu2 kesaktian"
Noto : "kalo boleh tahu untuk apa ilmu2 kesaktian yg panjenengan miliki?"
Karman : "yaaaa untuk mencari nafkah sebagai paranormal, dari mengobati orang sakit hingga pawang hujan semua aku bisa bahkan menyantet orang kalo aku mau pun bisa"
Noto : "hhmmm apa untuk menjadi sakti harus bertapa ke gunung2 atau berguru ke kyai2 di pesantren?"
Karman : "tentu saja begitu guwoblok!, apa kamu pikir ilmu kesaktian itu datangnya instan tanpa diasah langsung tiba2 menjadi sakti, kalo tidak mau bertapa dan berguru ya udah jadi pengangguran aja kayak kamu yg siang2 gini malah tidur"
Noto : "saya tadi ketiduran disini, lagipula siapa yg melarang siang2 tidur?"
karman : "huahahahahah pinter ngeles kamu, begini ya cah bagus, kalo kamu ingin sakti kayak aku maka aku tidak segan2 mengajari kamu satu dua ilmu kesaktianku tapi syaratnya berat, kamu harus kuat berpuasa"
Noto : "waduh makasih pak, tapi saya tidak berminat, saya hanya ingin sakti tanpa aji, bisakah itu?"
Karman : "mana bisa begitu? kalo mau sakti ya harus tirakat berpuasa wirid amalan dengan jumlah tertentu"
Noto : "kalo menurut saya bisa saja itu terjadi, kalo kesadaran kita sudah mencapai kesadaran kosmis bahkan kesadaran illahi maka semua aji2 itu tidak ada artinya"
Karman : "dasar ngeyel!, dikasih ilmu malah nolak, perlu kamu ketahui untuk menjadi sakti ya harus menggunakan aji2, hizib, asmak dan lain lain, apa kamu pikir hanya dengan tidur bermalas malasan lalu tiba2 sakti?"
Noto : "hhhmmm bukan begitu maksud saya, tapi aji2 itu tidak mutlak dibutuhkan apalagi itu hanya ilmu kanoman yg hanya dikulit dan mudah luntur"
Karman : "sembrono kamu!, ilmu2 yg aku miliki itu sangat ampuh dan sakti, dengan ilmu2 ku aku bisa menaklukkan ribuan jin, menembus bumi lapis tujuh dan langit lapis tujuh dengan sukmaku, bahkan aku bisa menghilang dari pandangan mata dan mendatangkan dan menindahkan awan dalam waktu singkat karena ilmuku ilmu kasepuhan yg sangat ampuh"
Noto : "tetap saja seampuh apapun ilmu panjenengan tetap saja itu ilmu kanoman karena masih menggunakan rapalan2 walaupun katanya panjenengan sudah bisa berkelana ke penjuru langit dan bumi, sebab ilmu kasepuhan itu bukan ilmu kesaktian"
Karman : "huahahahaha dasar kamu cuman bisa omong kosong, kamu belum pernah melihat dalamnya bumi dan tingginya langit, kamu belum pernah berjumpa malaikat2 dilangit yg selalu berdzikir kepadaNya, ketika berdialog dengan mereka tidak pernah tuh mereka membicarakan kesadaran kosmis, lalu menurut kamu ilmu kasepuhan itu apa?"
Noto : "ilmu kasepuhan menurut saya adalah dasar dari semua ilmu dan paripurna dari ilmu itu juga yaitu sangkan paraning dumadi, apabila sebelum alam semesta ini diciptakan maka dimanakah kita dan sesudah kita mati maka kemanakah kita? apabila sudah tercapai simpul awal akhir maka ilmu kita sudah sepuh atau kasepuhan"
Karman : "huahahahah sok tahu kamu, kalo cuman pertanyaan itu anak kecilpun bisa menjawab, sebelum alam semesta ini diciptakan maka hanya ada Tuhan dan setelah kita mati ya di alam kubur menanti kiamat tiba"
Noto : "jawaban panjenengan tidak salah kalo hanya sebatas membaca atau katanya pak kyai atau katanya kitab suci, tapi apakah panjenengan bisa membuktikan itu? bahkan dengan ilmu kesaktian yg dipunyai sekalipun"
Karman : "heemmmm kalo asal usul alam semesta aku tidak bisa membuktikan tapi kalo arwah orang mati di alam kubur aku sering melihatnya"
Noto : 'yang panjenengan lihat di alam kubur itu adalah menurut sudut pandang panjenengan sendiri dan bisa jadi sensasi tiap orang beda2, yang aku tanya adalah kemanakah kita? bukan kemanakah arwah kita"
Karman : "dasar goblok ya sama saja pertanyaannya, lalu menurut kamu jawabannya apa?
Noto : "hhhmmm sebelumnya saya mohon maaf bukan bermaksud sok tahu, yg panjenengan lihat itu adalah perwujudan amal manusia sedangkan kita atau aku itu tidak kemana mana tapi ada dimana mana, aku bisa saja ada disini, aku disana, aku di langit, aku dibumi pada hakekatnya tetap sama yaitu Urip/hidup, pada hakekatnya juga hidup itu abadi tanpa mati yg ada adalah berpindah alam saja dari dunia ke kubur ke akhirat"
Karman : "huahahahaha aku tidak butuh paham tentang sangkan paraning dumadi, yang penting sholat 5 waktu, tiap malam tahajjud dilanjutkan dzikir asmaa'ul husna 11000 kali tidak kurang dan tidak lebih sudah beres dijamin berpahala"
Noto : "wah lelaku panjnengan yg sholat tahajjud itu baik sekali pak, juga dzikirnya yg 11000 kali itu tapi itu semua tidak menjamin berpahala apabila masih ada kemauan lain selain kepadaNya misalnya untuk mendapat kesaktian"
Karman : "huss tentu saja berpahala wong aku aja dapat amalan itu dari kyai sepuh supaya kesaktianku bisa lestari dan bertambah juga akan menghadirkan ribuan khodam dari golongan malaikat untuk kita perintah apa saja selain berbuat dosa"
Noto : "amalannya tidak salah tapi yg salah adalah niatnya, buat apa dzikir ribuan kali tahajjud puluhan rokaat tapi hanya untuk kesaktian, lalu apakah masih berfaedah apabila dzikirnya tidak pas 11000 kali tapi hanya 10000 kali atau 12000 kali? buat apa kita menghitung hitung amal dan dzikir kita? sebelum belajar ilmu kesaktian maka belajarlah dulu berniat yg lurus terhadap semua amal ibadah kita"
Karman : "kamu bisa saja omong begitu tapi aku sudah membuktikannya dengan didatangi ribuan malaikat berbaju dan bersurban putih ketika berdzikir dan mereka siap membantu apa saja keperluanku ketika aku butuhkan, sekarang kamu mau menyangkal apa?"
Noto : "malaikat itu adalah derivate dari kekuasaan Tuhan dan istilah itu hanya ada di agama2 dari timur tengah sedangkan dari india tidak mengenal malaikat yang ada adalah dewa2, ketika didatangi mereka bukan berarti itu benar2 malaikat bisa jadi makhluk lain, tidak ada jaminan kita bisa memastikan itu malaikat atau bukan, apabila kita suka berhitung hitung terhadap amal kita maka yg datang juga makhluk dengan hitungan juga dan terbatas kemampuannya, ibarat bersedekah maka seikhlasnya tidak dihitung dengan jumlah tertentu apalagi mengharap balik modal, begitu juga dengan berdzikir"
karman : "huahahahah itu namanya ilmu hikmah, jangan sok menasehati aku, aku ini lebih tua dari kamu tentu saja aku lebih berpengalaman, lalu kamu pikir dengan berdzikir tanpa jumlah bisa mendatangkan kesaktian? coba pikirkan itu"
noto : "ilmu hikmah itu adalah ilmu mengambil hakekat dari sebuah peristiwa, tidak harus dzikir dengan jumlah tertentu, bahkan apabila dipaksakan harus begitu maka bisa jadi tidak ada hikmah apapun yg kita dapatkan, dulu asalnya ilmu2 itu dipelajari oleh para ahli tasawuf sekaligus ilmuwan yg sudah benar2 zuhud, bedanya ilmu hikmah dan sains adalah yg mempraktekkan ilmu hikmah tidak memeperoleh hasil yg sama alias tidak ada ukuran keberhasilannya, sedangkan ilmu sains itu ada ukurannya, jadi buat apa menghitung hitung kalo tidak ada ukuran keberhasilannya, satu kalimat takbir dari nabi bisa jauh lebih dahsyat dibanding jutaan kalimat takbir orang biasa, karena nabi itu ikhlas sedangkan orang biasa kebanyakan kurang ikhlas"
karman : "sudah gini aja, sekarang giliran aku tanya, ketika malam aku bertahajjud dan berdzikir maka kamu sedang apa?"
Noto : "tidur"
karman : "huahahaha masih mendingan aku yg tahajjud sedangkan kamu tidur, wong bisanya cuman tidur kok mau adu kepandaian dengan aku yg sudah nyantrik ke kyai2 kondang"
Noto : "ketika panjenengan tahajjud dan dzikir mengharapkan khodam maka aku menidurkan badan menyadarkan akan sejatining urip atau turu eling atau berlatih urip sakjroning mati, maka itulah lelakuku, aku berdzikir tidak memakai hitungan dan tidak berharap apapun, yg ada adalah ikhlas seikhlas ikhlasnya bahkan ketika kata2 tidak lagi bisa menjangkau"
Karman : "ikhlas??? emang kamu tahu apa itu ikhlas? kalau kita beribadah jelas ada maunya paling tidak berharap pahala dan masuk surga juga ridhoNya, bohong kalau kamu berkata tidak berharap apapun, apa kamu tidak mau masuk surga? dasar edan!"
Noto : "saya memang tidak tahu persis ikhlas itu yg seperti bagaimana, tapi akan saya coba ibaratkan ikhlas itu seperti bilangan nol"
Karman : "maksudnya??"
Noto : "ketika kita beramal maka diumpamakan seperti bilangan, bilangan itu kita pangkat nol yaitu ikhlas maka ketemunya adalah 1 yaitu tujuan kita, ketika bilangan itu dibagi nol ya ikhlas juga maka ketemunya adalah tak terhingga, nah tak terhingga itulah hasilnya yang jauh lebih besar dibanding satu trilyun pangkat satu trilyun, tidak masalah walau hanya satu kalimat tapi ikhlas maka hasilnya tak terhingga juga, maka itulah rahasia dari karomah wali dan mukzizat nabi bukan dari jumlah khodam yg mendampingi ataupun jumlah amalannya"
Karman : "jadi maksud kamu semua ilmu dan aji2 yg aku peroleh dengan susah payah tidak berarti sama sekali begitukah?"
Noto : "bukan begitu, semua itu ada hikmahnya, semua ilmu yg panjenengan dapatkan pasti ada manfaatnya dan syukurilah itu, yg salah adalah nafsu kita yg selalu merasa kurang dan haus tanpa pernah puas utk mendapatkan yg kita inginkan apalagi ditambah tidak mau kalah dengan teman2 kita yg dirasa lebih sakti, apabila kita begitu maka kita menjadi miskin kesaktian walaupun punya puluhan ajian, hizib dan asmak sekalipun"
Karman : "yaaa aku ngaku khilaf sebab kalo tidak begitu aku merasa malu dengan teman2 sesama paranormal lagi pula untuk menjaga diri apabila diserang musuh, lalu apa yg harus aku lakukan supaya aku bisa kaya akan kesaktian"
Noto : "kalo menurut saya satu ajian saja sudah cukup, bahkan tanpa ajian pun tidak masalah sebab apabila kita sepuh dengan ilmu kasepuhan dan ikhlas maka hasilnya menjadi tak terhingga"
Karman : "jadi begitu yah, lalu ikhlas itu prakteknya seperti bagaimana supaya aku bisa sakti tanpa aji"
Noto : "salah satu pengertian ikhlas adalah merasa tidak punya apa2 bahkan tidak punya rasa milik, tidak berdaya apa2, tidak berilmu apa2, tidak berhikmah apa2 bahkan tidak berwujud apa2, maka kesadaran kita telah menyambung ke Urip sejati yg sejatining ora ana apa2 dan masuk ke semesta tan kena kinaya ngapa atau tidak terdefinisi, sejatining ora ana apa2 itu adalah teleng/pusat rahsa dilanjutkan dengan kesaksian "kejaba sing kandha/kecuali yg berkata/bersaksi" yang merupakan jumeneng kalawan pribadi, sedangkan jumeneng kalawan pribadi itu istilah arabnya adalah qiyamuhu binafsihi atau berdiri dengan sendirinya tanpa bergantung dengan aji2, harta, tahta dan pihak2 lain"
Karman : "waduh kok jadi bingung aku"
Noto : "pak Karman, semua itu memang tidak mudah dicapai, tapi bisa dimulai dengan belajar urip sakjroning mati, caranya adalah dengan turu eling, ketika kita tidur maka yg tidur adalah badan kita sedangkan ruh kita tetap Urip dan sadar, apabila sedang tidur saja tetap sadar apalagi ketika terjaga maka tentu lebih sadar dan Urip, lalu belajarlah mengambil hikmah yg paling kecil hingga yg paling besar, hikmah sekecil apapun ketika disyukuri maka akan menjadi besar, lalu belajarlah utk mati sakjroning urip atau menafikan segala hak milik serta ego kita, ego itu ibarat dinding penghalang kita utk mencapai semesta tan kena kinaya ngapa, lalu yg terakhir adalah bersabarlah, tanpa kesabaran maka akan buyar semuanya, itulah rahasia dari menang tanpa ngasorake, sugih tanpa bandha, sekti tanpa aji dan nglurug tanpa bala"