Dedalane guna klawan sekti
Kudu andhap asor
Wani ngalah luhur wekasane
Tumungkula lamun den dukani
Bapang den singkiri
Ana catur mungkur
Bait diatas adalah bait dari tembang mocopat Mijil yang sangat menarik untuk kita ulas dan bahas berhubung situasi saat ini, sebenarnya bait diatas kalau tidak salah selalu ditembangkan pada waktu pengangkatan Sri Sultan di Yogyakarta maupun Sri Susuhunan di Surakarta sebagai pesan moral yg harus dijunjung tinggi oleh pemimpin agar menjadi pemimpin yg adil dan dicintai oleh rakyatnya.
Dedalane guna klawan sekti
Kalau di diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya "jalan utk menjadi berguna atau sakti" maksudnya adalah, manusia wajib untuk menjadi berguna bagi orang lain, sakti ini dimaksudkan bukan hanya sakti karena ngelmu2 kesaktian kanoman tapi lebih ditekankan pada "sakti" karena ngelmu2 sepuh atau mengenal sangkan paraning pambudi dan sangkan paraning dumadi. Adanya pambudi karena dumadi, untuk mengenal sangkan paraning dumadi maka ada sebuah pertanyaan "duluan mana antara telur dan ayam?" atau "duluan mana antara papan dan tulis?", tentu saja pertanyaan ini tidak harus dijawab, tapi kalau harus dijawab maka jawabannya adalah duluan yg bertanya, mengapa bisa bertanya karena sudah bersaksi atas kejadian telur dan ayam atau papan dan tulis, tentu saja ini bukan untuk diperdebatkan tapi sebaiknya direnungkan secara mendalam.
Kudu andhap asor
Artinya adalah "harus rendah hati" atau tawaduk, umat Muhammad(terpuji) itu adalah umat yg tawaduk sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW untuk menekankan sikap2 tawaduk yg dilandasi oleh akhlak yg mulia. Kita sering terjebak suatu istilah "manusia adalah makhluk yg paling mulia dan sempurna", padahal yg disebut manusia (Nas) ini lebih ditujukan kepada jiwa2 yg berbahagia dan tidak hanya bagi bani Adam. Kita sering melihat orang2 yg mau membangun gedung atau rumah dengan menggusur rumah "orang" lain yg berwujud pohon angker atau rumahnya makhluk halus, padahal makhluk halus itu sudah duluan tinggal di pohon itu dan tidak menganggu, namun dengan "atas nama" makhluk paling "mulia", orang itu memanggil paranormal untuk menggusur si makhluk halus tsb, tetntu saja si makhluk halus tsb marah karena rumahnya digusur seenaknya, si makhluk yg tadinya tidak menganggu akhirnya jadi mengganggu orang2 sekitarnya karena merasa aspirasinya tidak diperhatikan, karena sudah meresahkan orang2 maka dipanggil lah paranormal tadi utk mengusir makhluk halus tsb, karena tidak mau pergi lalu dibakarlah si makhluk halus itu oleh si paranormal dengan ajian tertentu. Cerita diatas kalau diterjemahkan ke hub sesama manusia kira2 jadi begini "PT A mau membangun jembatan layang melintasi kampung B, hampir semua penduduk desa B mau dibebaskan tanahnya oleh PT A kecuali satu orang yaitu pak C, karena hanya satu orang yg tidak sepakat, maka PT A memutuskan utk menggusur paksa rumah pak C, karena merasa diabaikan pak C lalu mendatangi PT A dan berbuat onar disana menuntut keadilan, karena merasa terancam maka PT A memerintahkan satpam untuk membakar dan membunuh pak C. Nah kira2 mana yang lebih mulia antar yg menggusur yg ngaku2 paling mulia dan sempurna dengan yg digusur yg dianggap makhluk rendahan? mari kita revisi ulang makna dari "makhluk paling mulia dan sempurna". Sebagai manusia hendaknya kita tawaduk tidak hanya sesama manusia tapi juga hub antar makhluk Tuhan, jangankan contoh diatas, Nabi SAW saja melarang kita untuk kencing di bawah pohon atau dilubang binatang, hal ini mengisyaratkan bahwa kita sebagai umat muhammad(terpuji) harus "andhap asor" jangan mengedepankan sikap "adigang adigung adiguna". Contoh diatas adalah cerminan bahwa tidak baik kita memaksakan kehendak kepada orang lain yg kita anggap lebih rendah dan bodoh, karena itu merupakan wujud dari sikap kesombongan yg bertentangan dari sikap andhap asor.
Wani ngalah luhur wekasane
Berani mengalah akan luhur pada akhirnya, begitu kira2 artinya. Orang yg mengalah atau ngalah itu bukan berarti kalah, tapi menyimpan energi kita yg semula untuk tujuan supaya mendapatkan pengakuan dari lawan untuk ditujukan ke tujuan yg lebih baik, bagi saya sendiri ngalah itu menuju ke Allah, sama halnya ngidul artinya menuju kidul, ngetan menuju wetan dsb. Orang yg menuju Allah dengan sungguh2 dan membersihkan hati dari kekotoran maka disadari atau tidak orang tsb telah "menyerupai" dlm arti sifat dan asma bukannya secara wujud, ada riwayat yg menyatakan bahwa apabila kita mendekat ke Allah se hasta maka Allah mendekat se depa, apabila kita jalan maka Allah "lari", sedemikian besar cintanya Allah kepada hamba2Nya. Jaminan bagi orang2 yg menuju Allah adalah ditinggikan derajatnya, bagi kebanyakan orang derajat tinngi itu adalah harta dan pangkat, tapi bagi Allah orang yg berderajat tinggi adalah orang2 yg mendapat ridhoNya, bisa jadi kita mempunyai harta banyak, berpangkat tinggi, naik haji berkali-kali dan rajin sholat malam hingga dahinya hitam tapi dimata Allah kita tidak berderajat tinggi, itu karena Allah tidak ridho kepada kita, disebabkan bisa jadi harta dan poangkat kita tidak didapatkan secara halal, amal sholeh kita kerjakan tidak ikhlas karena pamer dan menjaga status kita sebagai ustadz atau kyai kondang. Salah satu laku kejawen untuk menuju Allah adalah topo ngeli atau "ngeli neng ora keli" artinya adalah mengikuti arus sungai tapi tidah hanyut, laku ini sering dilakukan Sunan Muria. Sedangkan bagi Sunan Kalijaga, lakunya adalah "njogo kaline dhewe" artinya menjaga sungai sendiri atau air kehidupan di diri kita supaya tetap jernih dan bebas dari kotoran. Apabila kedua laku ini digabungkan maka artinya adalah, mengikuti air kehidupan kita yg jernih tapi tidak hanyut dan tidak pula diam seperti batu, air kehidupan ini akan bermuara ke lautan kebenaran Allah yg haq yg tanpa batas dan menjadi tempat penyangga tiang2 Arsy Allah, tetntu saja ini adalah sebuah simbol2 yg penuh makna dlm menuju Allah.
Tumungkula lamun den dukani
tertunduklah walaupun dimarahi, artinya adalah ketika marah atau dimarahi hati harus tetap dingin, kita mudah untuk menenangkan hati dan pikiran disaat kita sedang santai dan dlm suasana senang, tapi ketika kita dimarahi oleh atasan kita misalnya, maka hati ini akan berontak karena merasa tidak salah, seketika itulah hati yg semula jernih menjadi keruh, begitu pula ketika memarahi, hati kita akan merasa tinggi karena merasa paling benar. Menjaga hati supata tetap tumungkul pada waktu marah atau dimarahi adalah hal tersulit, tapi kalau kita bisa menjaganya maka hikmah2 besar akan bisa kita dapat. Tidak semua orang yg memarahi atau dimarahi itu benar atau salah, bukan masalah benar atau salah ketika kita dimarahi, tapi yg penting adalah berserah diri kepadaNYa, introspeksi diri kita, bersihkan hati kita supaya kita bisa menjaga niat yg lurus menuju kepadaNya.
Bapang den singkiri
Segala rintangan harus kita hindari, rintangan itu sebaiknya kita hindari bukannya malah kita tabrak atau tantang, apabila ada pohon yg tumbang dijalan maka sebaiknya kita pindah pohon tsb ke tepi jalan bukannya kita bakar pohon yg tumbang tadi, karena dengan menyingkirkan maka kita telah menyelesaikan masalah dan bisa mengambil manfaat dari pohon tsb, tapi kalau membakarnya maka kita telah menghancurkan masalah karena yg tersisa hanyalah arang, api dan kepulan asap yg menyesakkan dada.
Ana catur mungkur
Apabila ada desas desus maka jauhilah supaya terhindar dari gosip dan fitnah yg menyesatkan. Tiap hari kita disuguhi berbagai tontonan gosip tentang kawin cerai para artis di televisi, sebuah tontonan yg tidak layak dijadikan tuntunan. Di Amerika sana, presiden Amerika sekarang Barack Obama berhasil menarik simpati publik Amerika karena tidak mau ikut2an menghujat lawan politiknya, hal ini sebaliknya dengan lawannya John McCain yang terang2an menyindir dan menghujat Barack Obama dalam kampanyenya, dan hasilnya adalah Barack Obama pemenangnya, saya kira hal ini tidak jauh berbeda terhadap pilpres di Indonesia saat ini.
Inti dari bait diatas adalah "wani ngalah luhur wekasane" dengan menuju Allah maka derajat kita akan ditinggikan, jujur saja bait diatas cocok buat para pemimpin kita terutama bagi yg tidak mau mengakui kemenangan pada pilpres saat ini, bukannya untuk mendukung salah satu capres, tapi saya harap para pemimpin kita yg kurang suara pada pilpres yg lalu bukannya kalah melainkan belum saatnya, mereka harus instrospeksi diri, menuju Allah(ngalah) dan bersikap andhap asor yg diwujudkan kedalam sikap legowo. Bagi yg menang tentu saja harus rendah hati dan ngalah(menuju Allah) juga, sebab jabatan adalah amanah yg berat. Dengan jabatan tinggi apabila kita amanah maka akan mendapat pahala yg besar tapi apabila tidak amanah maka akan memikul dosa yg besar juga.
Friday, July 17, 2009
Wani Ngalah Luhur Wekasane
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
pertamaaaaaaxxxxxxxxzzzzzzzz
ReplyDeletekaduaaaaxxxxxxzzzz di ambil juga yaaaa
ReplyDeletekacugaaaaaaxxxxzzzz.. aawwww..
ReplyDeletehehehe.. manstaaabs surantaaaabs..
Salam Sayang
keempat.. masih saya yaaaaaaaa
ReplyDeletehehehe.. nanggung sampe kelimaaaakkkkzzz
ReplyDeletepokonya tulisannya manstaaaabbbs surantaaaabs.. sayang manusia masih bermain di kaweruh terus yang melahirkan kesombongan diri..
Salam Sayang
@kangboed
ReplyDeletejiakakakakakk....budi gak jadi maen bola....keciyan deh loe....yah...ane keenam deeeh.....
tembang macapat ini kalau diaplikasikan dalam kehidupan, sungguh bisa menciptakan suasana harmonis, sehingga tak akan ada lemparan granat apalagi bom, mas tono. sayangnya, idiom wani ngalah luhur wekasane itu malah sering jadi bumerang, makanya ikut ngedan sekalian, yen ora ngedan ora bakal keduman, hehe ...
ReplyDeleteFilosofi tersebut nggak lekang oleh jaman. Pada suatu persoalan yang sangat penting pun jika kita berani mengalah, di kemudian hari akan memperoleh kemuliaan itu. Bagaimana bisa? Karena jika kita sudah mengetahui semua seluk beluk, putih-hitam, jahat-mulia, culas-jujur, maka orang akan dapat menilai siapa sesungguhnya yang mulia dan siapa pula yang tercela itu. Orang akan dapat menilai, menimbang: mana loyang, mana emas.
ReplyDeletedalem dalem dalem.....
ReplyDeletesalam sinting aja deh he2...
Waaakaakakakak..
ReplyDeleteSalam Sayang
@sawali
ReplyDeletekalo ditambahin jadi luwih becik wong kang eling lan waspodo
@guskar
nah itu dia, kan kalo hati kotor oleh ego masing2 maka kita akan sulit membedakakn yg baik dan buruk, bawaannya curiga mlulu
@zulhaq
makasih dah dateng ke blog sinting saya...wkwkwkwk
@kangboed
wakakakakak jugaaa....
Salam karaharjan, salam tresno asih, teruntuk para pembaca, diskuser, para sanak kadhang ingkang dahat kinurmatan dan semua yang mampir di pondok ini.
ReplyDeleteDua hari ini saya benar2 berkabung dan sedih melihat nasib bangsa ini yg kian terpuruk oleh ulah sebagian orang berduit, aktor politik yg gelap nuraninya.
Celakanya, org-org yg banyak belajar agama secara TEKSBOOK, ekonomi yang sangat menghimpit, namun kurang berbekal ilmu pengetahuan, SEHINGGA terlalu mudah dijebak oleh situasi yang menjebak diri, dan MUDAH dimanfaatkan oleh siapapun SI RAJA TEGA, atau aktor politik yang oportunis dan egois.
Agama tanpa ilmu pengetahuan yg luas, akan mudah diombang-ambing, lalu terpuruk dan mudah dipermainkan oleh situasi politik kacau. Sebaliknya ilmu pengetahuan tanpa agama akan menjadi mesin penghancur peradaban dan alam semesta. Ilmu dan agama idealnya bersanding saling melengkapi dan mendukung. Dan selalu mencari sisi positifnya hubungan keduanya. Agama harus lebih terbuka, karena norma agama mengatur tata moral dalam diri (inner world) untuk masing2 individu, alias pengendalian dari dalam diri. Karena agama sebagai WADAH NORMA (norma agama) agar tidak kacau (A=tidak, Gama=kacau) dalam kehidupan dunia yg serba DINAMIS.
Agama ada untuk menata moral dan batin (dalam jagad kecil) agar selaras dengan hukum alam semesta. Serta TIDAK untuk menyerang dan mencelakai orang lain. Sanksi norma agama berupa "dosa/neraka". Berbeda dengan NORMA SOSIAL dan HUKUM. Walau norma sosial dan hukum banyak mendapat inspirasi dari norma religi, namun kedua norma tsb orientasinya diterapkan utk implementasi ke lingkup tata moral masyarakat dengan konsekuensi sanksi sosial dan sanksi hukum.
MAKA DARI ITU SAYA PRIBADI MENGAJAK PARA PEMBACA YG BUDIMAN, PARA SANAK KADHANG, PARA RAWUH DAHAT KINURMATAN di gubuk sederhana ini UNTUK TIDAK TERPANCING DAN TERPENGARUH OLEH TRAGEDI MARIOT II & RITZ. Biarlah di tingkat elit berkecamuk dan terjadi perpecahan, namun jangan sampai terjadi FRAGMENTASI di tingkat ARUS BAWAH.
Kita semua harus tetap harus SOLID menjalin kerukunan, ketentraman, dan kedamaian GENERASI bangsa. Semua itu tergantung pada diri kita masing-masing. Kita pertahankan tradisi BERSAMA dalam PERBEDAAN.
Oleh sebab itu perlu dan sangat perlu kita semua meningkatkan kesadaran setinggi-tingginya, agar supaya KESADARAN KITA LEBIH TINGGI dari segala macam SITUASI BURUK yang barusaja melanda negeri. Sehingga kita tidak mudah terpancing emosi. Sebaliknya MENJADI MUDAH menganalisa dan MEMAHAMI apa SESUNGGUHNYA yg terjadi. Kita tidak meraba-raba lagi, kita tidak berspekulasi, dan kita tidak berprasangka buruk yg salah kaprah. Jika kita SALAH BERSIKAP, hanya akan menambah keadaan semakin runyam.
PALING UTAMA adalah, kita tingkatkan sikap eling dan waspadha, memasuki bulan AGUSTUS dan SEPTEMBER '09. Bila alam pun akhirnya menjadi murka lagi, semoga kita semua, bangsa ini, selalu diberikan keselamatan jiwa raga, dan mampu melewati masa-masa sulit saat ini dan di saat yang akan datang. Semoga kesadaran kita semakin tinggi, seiring waktu berjalan detik demi detik.
salam hormat,
salam karaharjan,
salam asah asih asuh,
salam sih katresnan
selamatkan generasi bangsa
Jayalah NKRI
SALAM CINTA DAMAI DAN KASIH SAYANG
ReplyDeleteHallooo mas Tono ada dimanakah hayu kita kumpul sekaraaaaaaang..
ReplyDeleteSalam Sayang
Weeelllaaaaaahhh dhaaaalllaaahhh....
ReplyDeleteApik tenan Kang Mas wewarah yang tersampaikan. Ajaran leluhur ini memang selalu menekankan realitas dalam LAKON GELAR~GULUNG dalam setiap TUMINDAK. Dari hal-hal seperti inilah jika bisa menjadi persepsi sang JIWA~URIP~HIDUP dalam kehidupan dan Penghidupan setiap individu akan menghasilkan BUDI PEKERTI LUHUR.
Nuwun Kang mas TONO
Rahayu
@sabdalangit
ReplyDeletemakasih mas atas pencerahannya
@kangboed
salam cinta dan sayang juga.....
@santri
betul sekali mas....makasih atas tambahannya...juga adanya budi atau pambudi itu karena dumadi
Berat juga syarat menjadi pemimpin ya.
ReplyDeleteMenjalankan amanah itu memang tidak mudah, apalagi klo di kanan kiri godaan materi dan kekuasaan sangat luar biasa.
@zee
ReplyDeletejangankan jadi pemimpin mbak, lhawong jadi diri sendiri aja susah kok wkwkwkwk
Allah menciptakan dunia beserta isinya:tanah,air,udara,hewan ternak dan tumbuh2an.Semua ciptaan itu unt manusia,meskipun manusia juga ciptaan Allah.
ReplyDeleteAllah hanya ingin kita selalu membuka hati bagi cinta-Nya.Membuka hati memampukan kita untuk mengerti kasih Allah itu.Tajamkan mata dan telinga hati kita untuk merasakan kasih Allah didalam kehidupan se-hari2.
salam rahayu dan kasih.
wah hebat nee bisa pertamaxx di tempat kangboed.. heheheh..
ReplyDeletelam kenal yaw...
@yangkung
ReplyDeleteya memang begitu adanya....tinggal kita mau mensyukuri apa tidak...
@aldrix
wkwkwkwkwkwk....perjuangan bos....
Cinta itu buta.
ReplyDeleteKalo sudah terlanjur mencintai, hal apapun akan dikerjakan.
Contohnya saat cinta bola, dari begadang sampai tawuran yang merenggut nyawa pun dilakoni.
Begitu juga ketika mencintai sebuah keyakinan, apalagi keyakinan itu mendapat energi "holy war".
Wah keliru nge-klik, komennya ini untuk artikel "meluruskan kembali makna jihad"
ReplyDeleteMa'af ya, bos!
@segar
ReplyDeleteya klik lagi...ulangi komen nya ...ga papa...contohlah kangboed seorang komentator sejati....wkwkwkwkwkwkwk
kangge kula ngalah dereng mesti luhur wekasanipun
ReplyDeletewelas kang tanpa alis, iblis laknat saged memba-memba malaikat
ngalah menika saking tembung nga- Allah ingkang gadah artos tumuju Allah....mbok menawi panjenengan semak kanthi titi...mekaten ki....nuwun
ReplyDeletewo mekaten tho Ki
ReplyDeletematur nuwun kawruhipun
wani ngalah bukan berarti kalah, hakikinya kan dapatmenahan diri untuk mencari hikmat makrifat dan bukan berbuat hanya dengan pikir, tapi ber (luber)budi bowo laksono itulah yang akan dapat menjawab dan mengatasi lawan bicara yang kemenangannya bukan dari lantiping wicoro, tapi dari tajamnya sukma (kajiwan. Luhur wekasane, konotasinya orang itu jangan menonjolkan emosi dan egois, tapi cobalah buka jendela hati buat melihat orang lain tapi muaranya adalah untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama.
ReplyDelete