Saturday, September 12, 2009

Hakekat Struktur Buah Kelapa



Siapa yg tak mengenal buah kelapa? kalau di Indonesia atau didaerah tropis hampir dipastikan ada pohon kelapa beserta buahnya jadi hampir semua orang mengenalnya, tapi kalau di iklim sub tropis, sedang atau dingin mungkin banyak yg tak mengenalnya, jadi beruntunglah kita tinggal di daerah tropis yang subur karena dianugerahi berbagai macam keanekaragaman hayati yang luar biasa.

Secara umum struktur buah kelapa terdiri dari empat bagian yaitu: kulit/sabut, tempurung, daging, air. Dari keempat empatnya mewakili perjalanan spiritual kita menuju sang Illahi. Tuhan menciptakan alam semesta ini penuh dengan perumpamaan-perumpamaan, bagi yang pikiran dan hatinya sudah terbuka, maka akan dengan mudah mengetahui hakekat dari wujud benda dan menamainya sesuai dengan rahman dan rahimNya.

Kulit atau serabut kelapa
Kulit kelapa biasanya berwarna hijau atau kuning dan bisa juga coklat, dilapisan terluar memang kulit, tapi didalam kulit ada serabut kelapa, serabut kelapa ini kasar tapi empuk dan seperti bercabang cabang, serabut atau kulit kelapa mewakili perjalanan spirital pada tataran Syari'at atau sembah rogo pada khasanah kejawen. Serabut itu juga melambangkan aliran aliran didalam agama yang begitu banyaknya dan kebanyakan dari mereka hanya berbeda di syari'at, sebagai contoh: aliran islam syi'ah berpendapat bahwa Imam Ali RA beserta keturunannya yang berhak menjadi khalifah dan memimpin umat islam diseluruh dunia, saya kira ini hal sepele yang menjadi tidak sepele karena pada kelanjutannya aliran syi'ah memiliki mushaf Qur'an sendiri dan periwayat hadits sendiri pula, apakah syi'ah atau sunni yang benar itu hanya Allah yg tahu. Pada tataran syari'at orang seringkali membanding bandingkan pendapat satu dengan yang lain, melihat hanya pada fisiknya, sering dihinggapi keraguan dan yg paling parah bisa merasa paling benar sendiri. Asal muasal dari itu semua adalah ketidak mantapan atau keraguan karena kesaksiannya atas keesaan Allah hanya masih bersifat verbal, "laa ilaaha ilallah" tiada tuhan selain Allah, apakah anda percaya? ya tentu saja, apakah anda yakin? yakin walaupun sebenarnya diyakin yakinkan agar tidak terlihat kurang percaya dan kurang yakin.

Mengapa kita kurang yakin kepada keesaan Allah? karena kebanyakan dari kita belum bisa membuktikan Allah itu menjadi raja atas diri kita, kita percaya saja apabila ada seorang ustadz bilang kalau Allah lah yg menciptakan langit dan bumi beserta isinya dan menjadi raja atasnya dan juga atas diri kita, tapi apakah kita sudah bersaksi atas segala penciptaan alam semesta oleh Allah, saksi yg dimaksud disini adalah kesaksian seperti melihat walaupun tidak dengan mata kita tapi dengan bathin terdalam kita. Ketika kita tidak yakin akan keesaan Allah maka yang terjadi adalah keraguan di diri kita yg berimbas dengan pencarian jati diri kita dengan cara membanding bandingkan satu pendapat dengan yang lain, ketika sudah bertemu dengan pendapat yg lebih benar menurut kita maka menganggap pendapat yang lain itu salah "karena aku benar maka kamu salah","karena aku benar maka kamu harus ikut pendapatku", jangan sampai menjadi "akulah yang paling benar dan yang lain salah semua". Ketika sudah sampai pada pemahaman syari'at yang parah kesalahannya maka yang terjadi adalah aksi terorisme, mereka menganggap bahwa pemahaman mereka atas Dien Allah sudah final dan paling benar, jadi mereka berhak mencap orang lain yang tidak sependapat lebih lebih yang beragama lain itu kafir dan Allah selalu meridhoi perbuatan mereka padahal belum tentu, oleh karena itu maka sesembahan mereka adalah Tuhan anggapan mereka sendiri yang mereka anggap selalu meridhoinya, Tuhan anggapan mereka sendiri pada dasarnya adalah perwujudan dari rasa sombong mereka sendiri atau aku keapian yang penuh dengan amarah dan tidak mau sujud kepadaNya. Oleh karena itu bagi kita yg masih di tahapan kulit/syari'at/sembah rogo harus belajar tawaduk kepada semua ciptaanNya.

Pada tataran kulit/syari'at/sembah rogo ini bersifat informative(informatif), jadi segala informasi yang masuk kedalam diri kita harus dicek kebenarannya dan diolah secara benar dengan akal dan nurani kita secara benar pula tanpa diiringi nafsu2 keduniaan, informasi ini berupa kitab2 suci atau hadits Nabi SAW, hendaknya dicari kebenaran kitab2 suci tersebut dan keshahihan hadits2 tsb berdasarkan perawi dan sanadnya, walaupun hadist yg lemah belum tentu palsu. Setelah informasi didapat secara benar dan shahih  maka kejernihan akal dan nurani kita lah yg akan berperan selanjutnya utk melangkah ke tataran selanjutnya.

Tempurung kelapa
Orang jawa bilang bathok, bathok atau tempurung kelapa itu bersifat keras yang melambangkan pepuntoning tekad atau golong gilig atau kebulatan tekad. Istilah didalam tasawuf islam ketika pada tingkatan bathok adalah tarekat atau sembah cipta pada khasanah kejawen, ketika segala informasi yang didapat melalui tataran syari'at sudah dipahami secara benar dan dilaksanakan secara terus menerus secara kontinyu dan benar pula maka yang terjadi adalah perubahan pada diri kita atau transformative/transformatif dari yang awalnya kurang baik menjadi lebih baik. Apabila kita sholat terus menerus secara kontinyu minimal 5 kali sehari maka apa perubahan yang ada didiri kita? secara syari'at mungkin adalah dahi yang hitam karena seringnya kita sujud tapi secara tarekat adalah perubahan pada sikap dan akhlak kita yang semakin tawaduk dibanding ketika pada tataran syari'at, seperti diketahui bahwa sujud itu adalah bertawaduk kepada Allah, apabila merendah dihadapan makhluk itu namanya tawaduk, maka merendah dihadapan Allah namanya sujud, sujud itu tidak hanya merendah tapi juga tunduk dan takluk atas segala ketentuan dan petunjukNya.

Ditahapan bathok/tarekat/sembah cipta/transformatif ini kita sudah bisa merasakan kenikmatan beribadah kepadaNya karena sudah memiliki tekad yang kuat dan keras sekeras bathok atau tempurung kelapa untuk semakin mendekat kepadaNya, karena tekad yang kuat serta keras inilah segala keragu raguan akan sirna, hati menjadi lapang dan beban menjadi ringan. Karena pentingnya bertarekat maka banyak bermunculan majelis2 thoriqoh atau tarekat yang tersebar diseluruh dunia dengan tujuan mempercepat transformasi menuju ke lebih baik dalam kekusyukan beribadah, dalam bertarekat majelis2 tarekat ini biasanya berdzikir dalam hitungan maupun tidak memakai hitungan yang menyimbolkan bahwa kita itu sering lupa dan lalai dalam melaksanakan ibadah, maka dari itu perlu di di ulang ulang dalam mengingatkan diri untuk beribadah, oleh karena itu tidak heran perintah sholat dalam al Qur'an sebanyak tigapuluhan ayat.

Daging buah kelapa
Pada tataran selanjutnya adalah tataran daging buah kelapa atau hakekat dalam tasawuf islam atau sembah jiwa dalam kejawen, Daging buah kelapa berwarna putih yang menyimbolkan kesucian hati bagi orang orang yang sampai pada tataran ini. Ketika kita menanam biji durian maka kita yakin bahwa biji durian itu akan tumbuh menjadi pohon durian dengan cara mengerti ilmu pertanian dan mempraktekkannya dan tidak cukup dengan dzikir "durian, durian, durian.....?", setelah kita yakin dan mengerti sekaligus mempraktekkan ilmu pertanian maka selanjutnya adalah bersabar atas ketentuan Allah pada biji durian yang kita tanam, apakah biji durian itu cepat tumbuh atau tumbuh lalu mati itu semua urusan Allah yang penting kita sudah berusaha semaksimal mungkin dengan berikhtiar ilmu pertanian. Apabila kita ingin terbang lalu melihat capung apakah kita cukup hanya dzikir "capung, capung, capung....?" tentu saja tidak, pelajarilah struktur tubuh capung lalu buatlah alat yang menyerupai capung yang dinamakan pesawat, inilah hakekat. Hakekat juga mengerti akan hubungan antara satu makhluk dengan makhluk makhluk yang lainnya yang merupakan satu ikatan tak terpisahkan dan saling bergantung, dengan bahasa lebih mudah, berhakekat berarti mengerti alam semesta ini sebuah organisme raksasa yang memiliki keterikatan bagian satu dengan yang lainnya, yang semua keterikatan itu bersumber pada kekuasaan Allah.

Hakekat atau conformative/konformatif adalah bisa mengambil hikmah dan manfaat dari segala ciptaan Allah, lebih jauh lagi orang yang mencapai tataran hakekat/sembah jiwo/konformatif itu bisa merasakan dan tercerahkan oleh nur Allah yang dipancarkan setiap ciptaanNya, segalanya menjadi terang, menjadikan setiap benda adalah lentera baginya karena bisa merasakan kehadiran Allah melalui nurNya disetiap ciptaanNya.

Pada tingkatan hakekat maka mengetahui bahwa hakekatnya malam itu tidak ada, yang ada sisi bumi yang menutupi sinar matahari sehingga menyebabkan malam hari, hakekatnya neraka itu tidak ada bagi yang percaya dan yakin bahwa rahman dan rahimNya Allah melalui surgaNya itu tanpa batas, kenikmatan surga itu tanpa batas oleh karena itu orang masuk neraka bukan karena Allah tapi karena kesalahan kesalahan dia sendiri yang membakar dirinya dan menjadikan neraka. Hakekat terdalam manusia adalah Allah dalam arti dzat Allah itu meliputi sifat Allah, sifat Allah itu meliputi asma Allah, asma Allah itu meliputi ruh atau af'al Allah, ruh itu meliputi jiwa dan jasad.

Air kelapa
Air kelapa itu berwarna bening walaupun agak keruh dan memiliki khasiat yang luar biasa, inti dari buah kelapa adalah air, ini menyimbolkan sujud yang sempurna dihadapanNya, seperti kita ketahui bahwa watak air adalah sujud, dimana air mengalir selalu menuju ketempat yg lebih rendah.

Tataran air kelapa atau makrifat dalam tasawuf islam atau sembah roso dalam kejawen atau iluminative/iluminatif merupakan tahapan puncak dalam berspiritual dilihat dari struktur buah kelapa, orang yang ditahapan ini dimulai dengan menemukan cermin yang sangat bening dihati kita sehingga kita merasa tidak memiliki ego apapun, tidak punya rasa milik, semuanya milik Allah dan kembali ke Allah. Karena sangat bening maka ketika masuk kedalam cermin tsb maka kesaksiannya adalah "sesungguhnya tidak ada apa apa kecuali yang berkata" yang berkata ini sejatinya diri kita yang kosong tapi ada dan mengatasi kekosongan. Untuk lebih memudahkan pemahaman maka ada sedikit cerita dibawah ini:
Pada suatu ketika kyai dipesantren A menguji ketiga murid terpandainya, kyai memanggil santri 1 dan menyuruh mengisi gudang dengan apa saja dia suka sesuai kehendak hatinya, santri 1 mengisi dengan uang dan harta sehingga gudang itu penuh, kyai memutuskan santri 1 tidak lulus ujian. Dipanggil santri 2 dan diuji dengan hal yang sama, santeri 2 mengisi dengan buku2 beraneka macam hingga gudang itu penuh dengan buku, santri 2 tidak lulus. Ketika santri 3 dipanggil maka santri 3 membersihkan gudang dan mengeluarkan isinya lalu menyalakan dan menaruh lilin ditengah tengah gudang sehingga gudang itu menjadi terang cahaya lilin, santri 3 lulus. mengapa santri 3 lulus karena santri 1 gila harta, santri 2 gila ilmu dan santri 3 rindu akan pencerahan dari dalam hatinya.

Ketika hakekat itu bisa menjadikan semua ciptaan Allah itu menjadi lentera maka dalam makrifat dirinyalah yang menjadi lentera, orang yg bermakrifat sudah memasuki rukun ikhsan yang berarti Allah berkenan menjadi mata untuk melihat, menjadi telinga untuk mendengar dan berkenan atas diri kita, keakuan kita telah diakui oleh Allah, segala kehendak kita menjadi kehendakNya, sungguh sangat berbahagia orang2 yang telah mencapai tahapan makrifat, orang yang bermakrifat itu telah lulus segala ujian dunia dan tidak tergantung kepada dunia, meninggalkan dunia sebelum meninggal dunia, ibarat lulus dari kampus tapi masih tinggal dikampus karena menjadi dosen yang mengajar kepada mahasiswa.

blog comments powered by Disqus