Ini adalah artkel lanjutan dari wejangan pertama, masih tentang cerita di Republik Buto. Sang Paduka Buto Cakil tampak gelisah duduk di dampar kencananya, tampaknya dia sedang memikirkan nasib rakyat di republik Buto daerah kekuasaannya, perlu diketahui kekuasaan buto cakil ini meliputi batin dari republik manusia dan republik Buto adalah oposisi batin dari republik manusia yg lahiriyah. Lalu sang buto agung memanggil buto Ijo tangan kanannya dan buto Begal sang buto yg terpinggirkan.
Buto Cakil : "ayo kalian berdua kemari aku ingin berbagi dengan kalian semua"
Buto Ijo : "huahahahaha...bojleng bojleng ada apakah gerangan yang mulia buto agung memanggil hamba dan si buto ceking Begal ini....huahahahahahah"
Buto Begal : "huahahahah....kakang Ijo ini ada2 aja, saya ceking karena jatah preman anak buah saya di terminal, pasar dan kampung sudah dikorupsi sama anak buah kakang di bangsal Bulus Ijo itu lhoo...."
Buto Ijo : "huaaaa...yo salahmu sendiri punya anak buah kok kere2 semua, sudah tidak jaman mencari pesugihan lewat memalak orang pake tampang sangar, tattoan dan mata merah karena teler....nih kenalin anak buahku di Senayan..eh salah maksudnya penghuni Bangsal Bulus Ijo, apa yang anak buahku tidak bisa dilakukan, semua bisa demi duit dan kekuasaan, mulai dari uang sidang, makelar kasus, pemilihan deputi gubernur bank buto bila perlu aku pansuskan yang penting uang sidang lancar dan kerjaan anak buahku bisa kelihatan bekerja keras untuk menutupi pekerjaan utamanya yaitu tidur saat sidang.....huahahahah"
Buto Cakil : "hehehehehehe...sudah sudah...kalian berdua ini memang tidak pernah akur selalu saja bertengkar rebutan lahan kekuasaan, gini ya kalian berdua, aku bangga dengan kalian para buto anak buahku, kerja kalian sudah bagus bahkan teramat bagus, saking bagusnya sehingga tidak perlawanan berarti dari musuh kita yaitu para manusia, aku merasa ini ada yang salah dengan apa yg kita lakukan sehingga para manusia itu tidak menyadari siapakah musuh mereka sebenarnya"
Buto Ijo : "lhoooo kanjeng buto ini gimana to? bukannya bagus bahwa para manusia itu sudah sesat sesesat sesatnya, lagipula kan sudah menjadi tugas atau darma kita dijalan keburukan, apabila manusia sudah sangat sesat ya berarti tugas kita sangat berhasil to?"
Buto Begal : "huahahahah iya kanjeng Buto ini ada2 aja, biarlah sesatnya manusia mulai dari sadisme suka memutilasi, kecanduan korupsi, suka mencari kambing hitam dan mau menang sendiri itu ya urusan manusia itu sendiri, kita sebagai bangsa buto tidak usahlah sok baik menasehati mereka, lagipula mana para satria nya yg digadang gadang menjadi Satria Piningit Pinandita itu, sampai tahun jebot juga si satria kampret itu ndak bakal muncul.....huahahahah"
Buto Cakil : "hehehehehehe.....iblis laknat jeg jegan....kalian berdua memang pintar tapi tidak cukup paham dengan tugas perbutoan kita, inilah yg membedakan buto agung seperti aku ini dengan buto sedang2 seperti kalian, begini ya, apa yang menjadi darma kita sebagai sekutu iblis laknat adalah menggoda manusia se sesat sesatnya itu betul tapi ada tugas lain yg tidak kalah penting yaitu sebagai pengetes kebaikan dan keimanan manusia, seperti yg kalian ketahui di alam semesta itu ada 2 sisi yaitu sisi terang yg disinari cahayaNya dan sisi gelap yg tertutupi oleh ego kesepihakan yg sombong, diantara sisi gelap dan terang ada sisi abu2 yaitu sisi terang oleh cahayaNya tapi juga tertutupi oleh egonya sendiri, nah tugas kita adalah bermain main di sisi abu2 ini. Banyak manusia yang telah mencapai tahap pencerahan yaitu batinnya yg telah tercerahkan oleh cahayaNya atau jawaha caya akan tetapi kebanyakan dari mereka tidak bisa mengelak dari ego kesepihakan yg sombong, sebenarnya tanpa kita goda pun manusia bisa menjadi sombong dengan sendirinya, tapi dengan godaan kita maka itu adalah sebagai pengetes keimanan mereka, apakah tercerahkannya diri mereka itu benar2 tercerahkan atau hanya ilusi pikiran mereka belaka"
Buto Ijo : "kanjeng buto, saya mau tanya, apakah yg menjadi ukuran keberhasilan kita apabila hasil kerja keras kita yg sangat sukses atau terlalu sukses sehingga dikatakan gagal?"
Buto Cakil : "Ijo...apa yang menjadi jawaban atas pertanyaanmu akan aku uraikan secara panjang. Melanjutkan yang tadi, sebenarnya antara sisi gelap dan sisi terang itu adalah pasangan abadi ciptaanNya atau rekayasaNya yang paling indah tiada duanya di alam semesta ini, tarian abadi antara sisi gelap dan terang di alam semesta adalah tarian yg paling menakjubkan tapi hanya bisa dilihat oleh yang hatinya benar2 bening, tapi disisi lain persetubuhan antara gelap dan terang yaitu sisi abu2 juga tidak kalah indahnya, coba kamu lihat sebuah lukisan, supaya lukisan itu lebih hidup maka diberi efek bayangan berwarna abu2, maka abu2 itu adalah nafsu manusia itu sendiri"
Buto Begal "interupsi yang mulia buto...bukankah nafsu manusia itu berwarna merah hitam kuning dan putih yang mulia...."
Buto Cakil : "diam dulu Begal, aku akan melanjutkan penjelasanku sekaligus menjawab pertanyaan kalian berdua. Warna abu2 yg aku katakan sebagai nafsu itu adalah tempat kita bermain main atau iblis laknat jeg jegan, karena kalau kita bermain main menggoda pada sisi hitam semata maka akan sering gagal karena banyak manusia yg sudah bisa membedakan mana hitam dan mana yg putih, tapi kalau pada sisi abu2 maka inilah lahan kita yg sebenarnya. Nah yg menjadi kekhawatiranku adalah sekarang ini banyak manusia yg telah menjadi hitam secara terang terangan dan ngeyel, darma dari manusia itu adalah pada sisi terang atau berusaha menggapai cahayaNya, dan kalau ini berlanjut maka akan merusak harmonisasi alam semesta dan bisa punahnya manusia yg berakibat gagalnya tugas kita sebagai pengetes kebaikan manusia. Tapi walaupun begitu benar apa yg menjadi katamu Ijo bahwa kita tidak bisa mencampuri atau menasehati manusia supaya memerangi kita sebagai konsekuensi dari darma kebaikan yg memerangi kejahatan"
Buto Begal : "lalu jawaban pertanyaan saya kanjeng buto agung...plisss"
Buto Ijo : "huahahahaha....dasar buto kere, sudah ceking ndak sabaran lagi....makanya kalau makan jangan di warung tapi di restoran2 mahal supaya gizi kamu tercukupi, dengerin dulu kalau junjungan kita sedang bicara....huahahahahah"
Buto Cakil : "Begal, sekarang aku jawab pertanyaanmu mengenai nafsu itu, pada dasarnya nafsu itu baik karena bersumber dari iradatNya mulai dari nafsu amarah, lauwamah, sufiyah dan muthmainah, dan keempat nafsu itu ada yg berpendapat melambangkan warna2 tertentu tapi ya terserah mau diberi simbol warna apa saja, nah tugas kita adalah mencemari nafsu2 itu yang sebagai pembiasan dari cahaya Iradatnya dengan warna gelap atau abu2, amarah yg tercemar adalah marah yg lupa diri dan merusak, lauwamah yg tercemar adalah penyesalan yg tak kunjung reda sehingga putus asa, sufiyah yg tercemar adalah cinta buta dan egois, dan muthmainah yg tercemar adalah muthmainah angan2 kosong belaka karena dihatinya tetap saja merasa paling benar dan merasa paling dekat dengan Tuhannya, inilah seni dari warna abu2 mainan kita, tanpa warna abu2 maka warna2 itu tidaklah hidup dan tidak membumi, nah sekarang tinggal manusia2 nya sendiri yg mengendalikan warna abu2 itu supaya warna abu2 dari nafsunya tidaklah mendominasi apalagi sampai menghitamkan hatinya"
Buto Ijo : "naah Begal, kanjeng buto sudah menjawab pertanyaanmu sekarang kamu mandi sana bau solar kebanyakan nongkrong di terminal yah kamu....huahahahaha....o iya kanjeng, bagaimana kita menjalankan tugas sebaik baiknya sehingga tugas kita sebagai pengetes kebaikan dikatakan berhasil dan tidak terlalu berhasil"
Buto Cakil : "heheheheheehe.....Ijo kamu sudah semakin pandai saja tidak seperti anak buahmu yg seperti anak TK...dialam semesta ini ada dua sisi pokok yaitu gelap dan terang seperti aku katakan tadi, sisi gelap dijaga oleh Iblis junjungan kita, dan sisi terang digawangi oleh para Nabi, rasul, Avatar, Wali dsb. Kita sebagai penganut darma keburukan pada hakekatnya adalah pengemong dari darma kebaikan, maksudnya adalah ketika para nabi, rasul dan wali didoakan dan dipuji puji oleh pengikutnya sedangkan Iblis junjungan kita harus dilaknat setiap saat, tapi apakah Iblis mengeluh? tentu tidak karena Iblis sudah tahu itulah resikonya menjadi penjaga keburukan walaupun dicerca dan dihina tiap hari juga tidak mengeluh, maka bisa dikatakan sisi buruk itu sabar dari cercaan sisi baik, ibaratnya sisi buruk adalah guru dansa bagi sisi baik, ketika sisi baik melangkah kedepan maka sisi gelap juga mengimbangi langkah sisi baik supaya tidak terinjak kakinya dan tidak jatuh, maka dari itu para setan anak buah iblis itu dikaruniai badan halus bisa memantau aktivitas manusia setiap saat tapi manusia kebanyakan tidak bisa melihat setan, inilah cara pandang kita bangsa buto terhadap sisi gelap yang menjadi darma kita"
Buto Begal ; "huahahahah....jadi manusia2 yg hanya bisa melaknat setan itu manusia guwowowoblok yah....pantesan kita dengan mudahnya menggoda mereka bahkan mereka lebih jahat dari kita....huahahahah"
Buto Cakil : "Begal, apa yg menjadi cara pandang manusia yg begitu itu adalah karena mereka terlalu silau dengan angan2 mereka sendiri yg dikira cahayaNya, apabila mereka dikaruniai 2 mata adalah sebagai pralambang bahwa didalam mereka hidup dan berdarma itu harus memandang dari minimal dua sisi yg berbeda yaitu sisi yg berlainan berupa sisi gelap dan terang. Selama ini manusia kebayakan hanya memandang Iblis setan dan para buto sebagai musuh yg nyata dan dilaknat, itu betul tapi hanya di satu sisi saja, tapi dengan memandang Iblis dan anak buahnya sebagai teman didalam berdarma kebaikan, guru pengetes kebaikan, dan lawan tanding didalam berbuat baik maka manusia itu akan semakin membebaskan dari ego kesepihakan dan keakuannya tidak lagi sepihak karena sudah diakuiNya, nah tugas kita dikatakan berhasil ketika kita bisa mengantarkan para manusia itu menggapai makrifatNya yg sebenar benarnya yg terbebas dari sisi baik dan buruk karena sudah dinaungi oleh ke maha baikanNya yg tanpa batas, didalam bertugas kita tidak butuh pujian karena jatah para nabi, rasul dan wali lah mereka yg dipuji, sedangkan jatahnya Iblis, setan dan buto ya dilaknat"
Buto Ijo : "huahahahah....kanjeng buto Cakil ini memang top markotop bahkan manusia kalah pandai dengan kepandaian kanjeng buto ini, lalu kalau kanjeng menjadi manusia apa yg kanjeng lakukan supaya bisa berhasil didalam darma kebaikan?"
Buto Cakil : "heheheheheheh.....kalau aku tidak pandai mana bisa aku menjadi pimpinan para buto semua. Kalau aku menjadi manusia maka aku akan menggunakan mata kanan dan kiri secara bersamaan dalam arti memandang dari 2 sisi yg berbeda, lihatlah manusia2 yg kerjaannya hanya mencari kambing hitam, mereka seperti dajjal yg hanya memandang dengan satu mata yaitu mata dengan cara pandang merasa paling benar. Yang kedua aku akan menggunakan telinga kanan dan kiri secara bersamaan yaitu mendengar yg bagus2 tentang diriku sekaligus juga kritik yg jelek2 tentang diriku, manusia lupa bahwa nabi mereka tetap sabar ketika dihujat dicaci bahkan dilempari kotoran ketika berdakwah bahkan mendoakan yg melempar dengan doa yg baik, lha sekarang lihatlah manusia yg sok alim itu, jangankan dilempar kotoran unta, mereka "dilempar" bau masakan ketika puasa saja sudah marahnya minta ampun dan merusak pula dengan dalih untuk menghormati orang yg sedang berpuasa, padahal ketika dibulan2 biasa mereka tidak seberingas itu. Yang ketiga aku akan menggunakan otak kanan dan kiri didalam berpikir, tidak hanya dengan logika tapi juga dengan intuisi, apalah arti nalar atau logika tanpa intuisi tidak ada bedanya dengan komputer, sedangkan menggunakan intuisi tanpa logika maka akan salah langkah karena kegagalan menterjemahkan intuisinya kedalam perbuatan. Keempat akau akan menggunakan tangan kanan dan kiri bersamaan, tangan kanan sebagai simbol memberi tangan kiri sebagai simbol menerima, ketika kita hanya menerima ilmu tapi tidak pernah mengajarkannya maka hanya menggunakan tangan kiri, ketika hanya mengajarkan tapi tidak mau diajari hanya menggunakan tangan kanan, bisa juga berarti setiap penghasilan yg masuk lewat tangan kiri maka tangan kanan harus memberi sedekah secara berimbang supaya tetap setimbang, kalau penghasilannya 100 juta perbulan tapi sedekahnya 5000 perbulan maka itu namanya tidak berimbang. Kelima aku akan menggunakan kaki kanan dan kiri secara bergantian didalam melangkah, kaki kanan melambangkan perbuatan, kaki kiri melambangkan ucapan, perbuatan harus mendahului ucapan maka didalam melangkah harus kaki kanan dulu sebagai jalan untuk beristiqomah dijalanNya. Keenam aku akan menggunakan mulutku seperlunya, sebaiknya dan sebutuhnya, berbicara yg penting2 saja dan makan secukupnya. Lalu yg terakhir aku akan mengambil hikmah dari kanan dan kiri ditubuh kita, apabila kanan dan kiri itu setimbang maka yg terjadi adalah titik tengah atau titik nol atau titik henti seperti antara tarikan dan keluaran nafas yg mana kita berhenti sesaat tidak bernafas, maka yg dinamakan rahsa itu adalah kebeningan salah satunya sebagai akibat dari keseimbangan didalam mengolah kanan dan kiri juga karena keberhasilannya didalam menghilangkan segala ego kesepihakan yg sombong".
Monday, March 22, 2010
blog comments powered by Disqus