Sunday, September 6, 2009
Nasehat Guru Sejati
Pada suatu malam Tono sedang gundah gulana hatinya, pikirannya diliputi berbagai pertanyaan yang sampai saat ini belum ditemukan jawabannya, tangannya sibuk menggerakkan mouse tak beraturan tanda sedang kacau pikirannya, sementara tangan kirinya memegang rokok yang sudah hampir habis terbakar, sementara asbak disamping Tono sudah penuh abu dan puntung rokok. Tono merasa selama ini apa yang telah dia lakukan hanya mengurangi jatah umurnya tanpa arti, sering dia mengambil tempe goreng pak Pono enam potong tapi ngakunya empat, sering juga dia berpuasa hanya ketika ada orang saja tapi disaku celananya mengantongi kepala ayam hasil dari mengutil di angkringan pak Pono, duh betapa teganya diriku terhadap orang susah macam pak Pono begiu pikir Tono, Tono juga teringat dia punya puluhan koleksi film porno yang dibintangi Miyabi idolanya, dia berharap kelak dapat istri secantik Miyabi. Begitu banyak dosa dosa dan perbuatan sia sia yang telah dilakukan Tono dan sekaranglah waktunya Tono merenungi segala perbuatannya itu.
Ketika ditengah lamunannya Tono teringat Noto kembarannya sekaligus sahabatnya, betapa Noto tidak lelah lelah menasehati dirinya ketika berbuat salah serta mengingatkannya untuk menunaikan sholat tepat waktu serta kewajiban kewajiban yang lainnya, tapi disaat bersamaan dirinya hampir selalu tidak menghiraukan nasehat dari sahabatnya itu, bahkan cenderung ngeyel merasa dirinya sudah melakukan yang terbaik, juga tak jarang Tono merasa sebal ketika Noto datang tiba tiba ketika dirinya sedang asyik bermain komputer hanya untuk sekedar mengingatkan sholat, tapi saat inilah Tono merasa antiklimaks dari segala perbuatan bejatnya serta merasa bersalah atas apa yang telah dia perbuat terhadap Noto, baru kali ini Tono merasa kangen terhadap segala nasehat Noto.
Tiba tiba dari belakang ada yang menepuk pundak Tono, Tono pun kaget lalu menengok kebelakang, tampak Noto sudah duduk dibelakangnya tanpa ragu ragu Tono segera memeluk Noto dengan erat untuk melampiaskan rasa kangennya "duh Noto braderku kemana saja kamu" ucap Tono lirih sambil memeluk Noto lalu dijawab oleh Noto "aku ini tidak kemana mana sahabatku, pada dasarnya aku selalu ada di hatimu kapan saja secara sadar atau tidak kau sadari" Tono menatap wajah Noto dengan penuh keheranan bercampur gembira seolah ingin menanyakan sesuatu tapi keburu dijawab oleh Noto "Apa yang ingin kau tanyakan pada dasarnya jawabannya ada didalam hatimu sendiri, aku hanya bisa membantu sedikit" Seketika mata Tono mengeluarkan air mata tanda menangis karena terharu, dia teringat betapa Noto begitu ngemong dirinya, Noto selalu ada ketika dirinya membutuhkan nasehat walaupun nasehat tersebut hanya mampir sebentar dikepalanya lalu keluar lewat telinga kirinya bahkan tak jarang Tono marah marah terhadap Noto tanpa jelas penyebabnya, intinya Noto menjadi pelampiasan hampir segala amarah walaupun sebenarnya marah terhadap orang lain, tapi kali ini Tono benar benar ingin mendengarkan nasehat Noto sebaik baiknya.
"Noto, apakah engkau guru sejatiku, engkau begitu mirip denganku baik secara fisik maupun suara kita sama hanya yang membedakan perangai kita berbeda, kamu saya akui lebih baik dari aku, aku ini hanya manusia bodoh tak tahu aturan, suka marah marah, ngeyel serta tukang bohong dan juga tukang makan sehingga badanku lebih gemuk dibanding kamu, sedangkan kamu kebalikannya dari aku, sifat dan akhlak kamu sungguh terpuji, aku sungguh sungguh ingin belajar banyak darimu wahai guru sejatiku" begitu pinta Tono sambil memelas dengan muka yang sendu, Noto tampak agak heran dengan kata kata Tono yang tiba tiba saja begitu puitis lain dari biasanya dan kata kata puitis Tono begitu menyentuh hati Noto, dan Noto pun menjawab dengan tatapan kasih sayang "Tono, aku ini bukan guru sejatimu, guru sejatimu adalah Allah, Dialah sejatinya guru sejati, karena engkau tidak mendengar suaraNya serta panggilanNya secara langsung maka Dia berkenan menjadi suara hatimu, menjadi petunjuk dari alam sekitar kita, menjadi suara dari orang orang yang lemah, menjadi cahaya dari matahari untuk engkau tangkap isyarat dariNya dan menjadi yang lain lainnya yang kesemua itu adalah ciptaanNya, semua isyarat dariNya bisa engkau tangkap apabila engkau bertafakur lalu bertadzabur atau berpikir lalu berdzikir hingga menembus kedalam sanubari terdalammu hingga engkau merasa hina dan bodoh maka dari itu engkau harus tawaduk terhadap segala ciptaanNya serta sujud hanya kepadaNya, itulah hakekat guru sejati yang sebenarnya, sedangkan aku hanya manusia biasa sama sepertimu wahai sahabatku tersayang" semakin tersentuh hati Tono mendengar jawaban Noto yang begitu indah dan penuh kasih sayang, karena masih diliputi rasa penasaran bertanyalah Tono "lalu apakah guru sejati di tiap tiap manusia itu sama serta apakah orang yang tidak mengenal guru sejati itu bisa mencapai kesadaran spiritual tertinggi serta satu lagi...hmmmm...apa yah...hmmm....didalam agama kita tidak ada istilah guru sejati, bagaimana hukumnya?"
Diberondong pertanyaan yang susah susah Noto menjawab sambil tersenyum "sesuai dengan perkataanku tadi bahwa Allah lah gurunya guru sejati atau sejatinya guru sejati, para sufi kebanyakan menemukan guru sejati dari para mursyid untuk mencapai tingkat spiritual tertinggi, para ahli kebatinan kejawen mencari guru sejati dari dalam dirinya sendiri, para nabi berguru pada Khidir as begitu juga dengan para waliyullah yang kesemuanya bermuara pada satu tujuan yaitu mencapai tingkat spiritualitas tertinggi yang segala sesuatunya karena Allah, Allah berkenan menjadi mata untuk melihat, menjadi telinga untuk mendengar dan menjadi segala yang ada didalam tubuh kita karena Dia berkenan terhadap nilai keakuan kita yang diakui olehNya tanpa kita aku secara sepihak, inilah makna dari manunggaling kawula gusti......orang bisa saja tidak mengenal guru sejati tapi bisa mencapai tataran spiritual tertinggi asalkan dia mau selalu tawaduk terhadap segala ciptaanNya serta sujud kepadaNya secara total dan ikhlas karena Allah, maka secara tidak disadarinya orang tersebut telah berguru terhadap ciptaanNya dan ciptaanNya itulah guru sejati dari orang itu dan Allah lah yang Maha Pencipta, apabila kita sombong dan tidak mau tawaduk apalagi tidak sujud kepadaNya secara ikhlas walaupun dia menjalankan syariat sesuai yang diajarkan Nabi SAW maka dia tidak akan pernah menemukan guru sejatinya, yang dia temukan hanyalah angan angan dia sendiri yang dia anggap sebuah kebenaran sejati padahal jauh panggang dari api, ibarat sungai yang mengalir dan bermuara pada kubangan yang dianggap laut dan tidak akan pernah mencapai lautan yang sesungguhnya, lebih jauh lagi orang yang sombong serta merasa paling benar hanya menyembah Tuhan dari angan angannya sendiri yang dia anggap selalu dipihaknya dan bukan Tuhan yang sesungguhnya, inilah bahaya kesombongan yang merupakan syirik paling halus tapi paling berbahaya bagi kita. Menjawab pertanyaanmu yang ketiga, memang secara tersurat tidak ada istilah guru sejati didalam agama kita, tapi secara tersirat ada yaitu ketika Nabi Musa as berguru ke Khidir as, Nabi Muhammad SAW bertemu Khidir as walaupun tidak dijelaskan apa maksud dari pertemuan kedua kekasih Allah tsb namun pada intinya Nabi SAW berguru kepada Khidir as karena Khidir as lebih tua dan tradisi ketika para nabi bertemu maka yang lebih muda belajar dari yang tua seperti ketika Nabi SAW belajar dari Nabi Musa as ketika dalam memahami perintah sholat bagi diri dan umatnya"
Tono hanya bisa melongo mendengar jawaban Noto yang singkat dan padat, dirinya menyadari bahwa saudara kembar sekaligus sahabatnya itu sungguh luas pengetahuannya dibanding dirinya yang tahunya hanya main game, makan dan tidur, walaupu begitu dirinya tetap tidak mau untuk mengakui bahwa saudaranya itu lebih pintar walaupun dihati kecilnya dia mengakui itu. Ditengah lamunannya Tono dikejutkan permintaan Noto "bolehkah aku memberi sedikit nasehat saudaraku?" Tono lalu menjawab dengan enteng "boleeh...asal jangan panjang panjang yah kayak pidato pak lurah, aku ngantuk nih mau tidur..."Tono telah bersiap ditempat tidurnya yang acak acakan karena jarang dirapikan, sambil membetulkan sprei tempat tidur Tono, Noto memulai nasehatnya "wahai saudaraku tercinta, engkau ini diciptakan untuk menjadi khalifah dimuka bumi ini, untuk menjadi khalifah syarat yang utama adalah menjadi pemenang atas diri sendiri dari kesadaran ego keapian yang mengaku sepihak dan mengubahnya menjadi kesadaran yang penuh cahayaNya yang diakui olehNya, bertawaduklah kepada segala ciptaanNya baik yang kelihatan indah maupun yang buruk, baik yang terpuji maupun yang tercela, baik yang enak maupun yang tidak enak, baik yang disukai maupun yang dibenci, baik yang putih maupun yang hitam, baik yang berwarna maupun yang tidak berwarna, baik yang disadari maupun yang tidak disadari, segala sesuatu yang indah, terpuji, enak, disukai, putih, berwarna dan disadari itu harus engkau syukuri keberadaannya karena semua itu adalah nikmat Allah dan juga diambil pelajaran serta manfaat seluas luasnya secara adil karena Allah, sedangkan yang buruk, tercela, tidak enak, dibenci, hitam, tidak berwarna, dan tidak disadari itu adalah ujian bagi kita untuk dijadikan hikmah dan pelajaran, segala hikmah dan pelajaran pada hakekatnya adalah kebaikan juga, apabila engkau bisa melihat karena Allah maka tiada sesuatu didunia ini yang sia sia dan tidak indah, segala sesuatu ciptaan Allah sangat mulia dan punya fungsi serta peran masing2, segala sesuatu ciptaan Allah itu sangat indah sebab memancarkan cahayaNya yang menjadi nikmat yang tak terhitung nilainya serta petunjuk bagi orang orang yang mengetahuiNya".
Selesai merapikan sprei, Noto melanjutkan nasehatnya "saudaraku Tono yang tercinta, sesungguhnya aku tahu segala apa yang engkau perbuat, aku senang dan bahagia ketika engkau berbuat baik dan bersyukur kepadaNya, namun aku menangis memohon ampun kepada Allah atas segala dosa yang engkau lakukan apabila engkau berbuat maksiat, aku ini ada didalam hatimu wahai saudaraku, aku ini begitu dekat walaupun aku tidak selalu ada dihadapanmu tapi selalu ada ketika engkau butuhkan, walaupun engkau membenciku tapi aku selalu mencintaimu wahai saudara kembarku, segala dosamu adalah dosaku juga, segala kebaikanmu karena Allah bukan karena aku, sebab aku adalah dirimu. dirimu adalah aku, kita adalah sama, wahai Tono, temukanlah guru sejatimu yang ada di lubuk hatimu yang paling dalam yang merupakan pantulan dari nur muhammad atau nur Allah yang memancarkan sifat sifat terpuji yang dipantulkan dari rahsa sejatimu atau cermin yang sangat bening dilubuk hatimu, dialah sang guru sejati yang akan membimbingmu untuk supaya berakhlak muhammad atau terpuji, patuhilah segala nasehatnya, segala nasehat guru sejati itu dari Allah dan menuju Allah, segala sesuatunya itu karena ridhoNya dan itulah tujuan hidup kita" begitu selesai menasehati saudara kembarnya, Noto tampak mengeleng geleng kepalanya melihat Tono yang sudah tertidur pulas, Noto menyadari bahwa begitulah watak dan sifat manusia kebanyakan yang jarang mendengarkan suara hatinya yg terdalam dan memilih tidur tak mau ambil pusing, Noto lalu mencium kening Tono lalu pergi meninggalkan kamar sambil berucap lirih "semoga engkau menemukan apa yang engkau cari wahai saudaraku".
blog comments powered by Disqus