Saturday, December 19, 2009

Ngelmu Bejo ala Buto Bagian I


Aslinya ini merupakan wejangan Ki Ageng Suryomentaram yg berisikan wejangan untuk menjadi bahagia, tapi karena ini merupakan sudut pandang versi saya setelah membaca wejangan tsb maka saya namakan ala buto saja, semoga bisa berguna dan tidak melenceng dari makna aslinya

Senang-Susah

Tono : "eh, kamu katanya tahu ngelmu bejo ala Ki Ageng Suryomentaram, apa itu?"

Noto : "ngelmu bejo itu merupakan karya beliau yg mengajarkan cara menata/mengolah hati supaya bisa bahagia didunia, siapapun manusia tidak lepas dari yg namanya senang-susah termasuk aku/kamu ini"

Tono : "ah mosok sih...aku senang aja tuh punya komputer AMD X2 3600, walaupun agak jadul tapi oke nih buat ngeblog, walopun buat main game agak kurang sih...hihihihi"

Noto : "ya itulah watak kamu/aku yang pingin ini itu, sekarang kamu puas, tapi ketika kamu jalan2 ke pameran komputer dan liat2 ada produk2 baru yg didemokan maka kamu ingin beli juga to?"

Tono : "yaa elah wajarlah yg namanya manusia gicuu lho, coba kalo punya duit lebih bisa buat beli Core i7..hmmm buat ngegame oke tuh"

Noto : "ya itulah kamu/aku yg pingin ini itu setelah melihat yg lebih baik, sekarang kamu pingin beli Core i7, ketika ada produk baru lagi misalnya Core i9 maka kamu juga pingin juga to? ketika ada produk baru lagi maka pingin dan pingin terus gak ada habisnya, itulah sifat dan watak manusia yg terus mulur atau molor ketika melihat yg lebih bagus, setelah keinginanmu terpenuhi maka kamu akan puas, lega, senang bahkan juga bahagia walaupun sesaat, setelah itu akan mulur lagi kepingin sesuatu yg lebih bagus lagi "

Tono : "lha terus gimanaa coba? lalu apa analisamu mengenai ini?"

Noto : "saya mulai dari awal2 sekali yaitu pada zaman azali atau pada awalnya awal, Tuhan itu yg tan kena kinaya ngapa dan causa prima yaitu eksistensi asal dari segala asal atau Yang Maha ADA, Sang ADA itulah yg menciptakan suatu iradat/kehendak, karena ADA maka Iradat, karena Iradat maka digelarlah/gumelar jagat ini, didalam jagat ini terdapat kesadaran yaitu manusia, ada pepatah mengatakan "apabila alam semesta itu tersadar maka lahirlah manusia" maksudnya adalah, manusia itu kesadarannya alam semesta dan manusia adalah ujung dari penciptaan Tuhan yg dipilih utk menjadi wakilNya, didalam manusia itu terdapat sifat2 Tuhan termasuk keinginan, apabila keinginan itu terwujud maka senanglah manusia"

Tono : "kalau Tuhan memiliki Iradat apakah Tuhan juga memiliki rasa senang apabila sehabis menciptakan?"

Noto : "sekali lagi Iradat itu diliputi sang ADA, sang ADA itu terbebas dari apapun, Dia tetaplah Dia, ADA tetaplah ADA yg tidak terjangkau sama sekali oleh alam pikiran, rahsa maupun akal manusia, maka dari itu manusia sering menggambarkan Tuhan itu sebagai Maha Suwung karena keterbatasan manusia itu sendiri, menggambarkan yg tidak tergambar dengan tidak ada gambar. Nah hubungannya adalah, rasa senang manusia itu hanya berhenti sampai disitu, yaitu rasa senang memiliki sesuatu atau mencapai sesuatu hanya sampai disitu, penjelasan alam suwung yg merupakan gambaran atau entitas dari "tan kena kinaya ngapa" versi manusia itu campuran antara susah-senang, baik-buruk, kanan-kiri, tidak berwarna, tidak bermateri, yg ada hanya yg bersaksi itu sendiri"

Tono : "ngasih penjelasan muter muter!!...Tuhan itu bisa senang apa tidak?"

Noto : "sabaaar dong, dengerin dulu....setelah masuk ke kesaksian total "sejatine ora ono opo2" itu maka setelah itu tidak ada lagi rasa senang-susah, baik-buruk dsb...yg ada hanyalah sesuatu yg tidak tergambarkan, hanya yg mengalami hal ini yg bisa merasakannya, sedangkan senang-susah itu hanya ada dialam manusia lumrah, bahkan malaikat pun tidak punya, apalagi Tuhan, itu semua hanya rekayasa Dia belaka"

Tono : "ooo gitu yah...hhhmm...wah berarti para wali Allah itu sudah terbebas dari itu semua yah, kan mereka sudah berkesadaran rohani dan sudah mencapai kesaksian total seperti katamu to?"

Noto : "tidak sepenuhnya begitu, bahkan Nabi sendiri pernah susah ketika ditinggal paman dan istri beliau, mengapa kok tidak bisa terbebas sama sekali dari segala kesenangan/kesusahan? karena kita itu manusia yg masih "terpenjara" dijasad fisik yg sepenuhnya tergantung dengan materi seperti udara utk bernafas, makanan untuk dimakan, tanah utk berpijak, selama masih bertubuh fisik maka sesuci apapun manusia pastilah masih terkena hukum2 susah-senang, baik-buruk hanya kadarnya yg beda2"

Tono : "yaaa....berarti itu merupakan sesuatu yg tak tergambarkan bukan?"

Noto : "karena itu aku hanya mengumpamakan saja, perumpamaan itu lain dari imajinasi, walaupun dari perumpamaan itu lahirlah imajinasi atau persepsi"

Tono : "yaa...aku tahu sekarang, tapi tadi katamu kalau selama masih bertubuh fisik maka kita tak akan terbebas dari hukum susah-senang, baik-buruk dll...bagaimana dengan yg orang sudah mati apakah dia juga masih bisa senang-susah, juga diakherat kelak konon katanya disurga itu apabila ingin makan maka makanannya langsung tersedia didepan mata, apabila sudah makan hingga kenyang maka kempeslah perutnya menjadi minyak kasturi, lha ini kok malah mengumbar nafsu makan, katanya disurga itu sangat suci tentu saja terbebas dari segala nafsu dunia yg kotor bukan?"

Noto : "kalau ngomongin diakherat maka kita membicarakan hal2 yg metafisis, dulu Nabi SAW memacu umatnya yaitu orang2 arab yg terkenal ngeyel, bandel dan keras kepala itu dengan perumpamaan surga yg ekstrim baiknya menurut kebanyakan orang arab masa itu, perumpamaan itu merupakan simbolisasi yg tidak tergambarkan, dengan simbolisasi/perumpamaan itulah maka orang arab waktu itu mulai "menggambar/berimajinasi" surga mereka sendiri2 lalu mulai terpacu untuk beramal soleh supaya masuk surga, kan aku bilang tadi dari simbol/perumpamaan itu timbullah imajinasi masing2 individu. Sedangkan aslinya ya surga itu tidak terdefinisi, rasa senang, baik dan bahagia semasa didunia akan diganti dengan yg jaaauuuuh lebih baik disisiNya"

Tono : "yaaa udahlah pusing aku menggambar yg tidak tergambarkan, lalu lanjutannya ndoro buto...eh mas Noto...hihihihihi"

Noto : "kebalikan dari mulur tadi adalah mungkret atau mengkeret/menyusut, apabila kamu/aku kepingin punya komputer berprosesor Core i7 dan tidak terwujud maka akan menyusutlah keinginan itu, sebagai akibat dari susutnya keinginan itu maka dengan komputer seadanya sekarang sudah senanglah kamu/aku, sebagai perumpamaan, sebuah karet apabila mulur lalu mentok tidak bisa mulur lagi maka akan mungkret lagi ke asal daripada kepingin mulur tapi tidak kesampaian dan buang2 energi lebih baik nikmati saja yg ada yaitu kembali ke asalnya semula"

tono : "hihihi...lha kan kalau ada rejeki ya upgrade gak papa to? kalo gak ada ya udah dari pada tertekan mikirin yg gak kesampaian yaa sukurin aja yg ada"

Noto : "maka dari itulah keinginanmu mungkret lagi, demikian pula apabila komputer kamu jual karena butuh duit lalu kamu beli yg sekelas Pentium II maka kamu akan mungkret lagi dan lagi dan lagi semakin mengecil"

Tono : "yaa jangan gicu dong...semoga saja gak pake Pentium II, apalagi sampe gak punya komputer bisa ancur nih acara ngeblognya"

Noto : "sampai pada akhirnya kamu tidak punya apa2 karena keadaan memaksa demikian maka kamu pun akan senang juga"

Tono : "hiii ngeri ah....sampe gak punya apa2 mosok mo jadi gembel...hiii sori yaa"

Noto : "demikianlah watak manusia seperti kita ini, maksudku adalah antara senang-susah, mulur-mungkret itu relatif atau tidak tetap, dulu waktu komputer Celeron kita senang2 aja lalu susah karena melihat yg lebih bagus lalu kita upgrade menjadi AMD X2 3600 dan kita senang lalu susah lagi karena melihat pameran ada komputer terbaru Core i7, tapi karena kita nggak mampu beli ya senang lagi dengan yg sekarang"

Tono : "yaa gimana lagi, kalau kita upgrade ke Core i7 mungkin senang kali yee dan susah lagi kalo liat yg lebih bagus tapi gak bisa upgrade....hihihihihi"

Noto : "nah itu kalau melihat keatas atau dimulai dari mulur, sedangkan kalau dimulai dari mungkret maka apabila komputer AMD X2 itu kita jual lalu beli Pentium III maka kita susah sebab sehabis pake X2 lalu pake Pentium III tentu saja performanya beda jauh, lalu kita senang dengan Pentium III karena memang ini adanya, lalu butuh duit kita jual lagi dan ganti Pentium II dan susah lagi lalu senang karena itulah yg ada, hingga tidak punya apa2 maka susahlah kita tapi akan menjadi senang kembali sebab kita masih punya diri kita sendiri"

Tono : "lalu apa kesimpulannya ndoro? mosok barang kita yg dijadikan contoh kan malu2in, mbok pake contoh orang lain saja"

Noto : "kamu bilang susah dijadiin contoh tapi akhirnya senang juga sebab sudah diposting dan dibaca orang.......kesimpulannya adalah setiap akan mulur pasti diiringi rasa susah dulu lalu apabila sudah mulur lalu senang lalu kepingin mulur lagi dan susah lagi lalu mulur dan senang lagi dst.....sedangkan kebalikannya adalah, apabila akan mungkret juga diawali rasa susah dulu lalu mungkret dan susah setelah itu senang dengan seadanya lalu susah lagi karena keadaan dan mungkret lagi dan susah lalu senang dengan seadanya itu dst.....setiap akan mulur atau mungkret pastilah diawali dengan rasa susah dulu, yg membedakan adalah ketika mulur yg dilihat adalah keadaan yg lebih baik menurut kita lalu mulur, sedangkan ketika mungkret maka yg terjadi adalah ketidak mampuan kita mempertahankan keadaan sekarang lalu mungkret.....mulur = susah kepingin kesenangan --> mulur --> senang lalu susah kepingin mulur lagi........mungkret = susah karena kesusahan --> mungkret --> susah lalu senang dengan yg ada..............nah inilah kecocokan wejangan beliau dengan realitas kita"

Tono : "sik...sik...lha itu kok judulnya senang-susah, apa nggak kebalik?"

Noto : "kamu susah ya melihat judulnya gak sama dengan kesimpulannya? pada dasarnya susah-senang, mulur-mungkret itu saling mengisi terserah mau dimulai dari mana saja setiap kesenangan diiringi kesusahan, dibalik kesusahan ada kesenangan....gimana senang to dengan penjelasanku?"

Tono : "iyayaa...aku senang mendengar penjelasanku walaupun judulnya gak sesuai dengan keinginanku"

blog comments powered by Disqus