Pada bulan suci ini, saya mencoba menulis tentang macam2 puasa dan hakekat didalamnya, tapi yg perlu diperhatikan ini adalah hakekat terjemahan "versi saya" atau yg sependapat dengan saya dan bukan atas nama agama lebih2 atas nama Tuhan, tentu saja masih jauh dari kebenaran sejati ditangan Tuhan.
Puasa sebenarnya sudah diperintah Allah jauh sebelum Nabi SAW, misalnya pada waktu jaman Nabi Musa as kewajiban puasa selama 40 hari dan waktu buka dan sahur bersamaan, jadi berpuasa hampir 24 jam sehari, pada waktu nabi Isa as berpuasa hanya minum air putih selama 40 hari dsb. Puasa itu dimaksudkan tidak hanya sekedar memenuhi kewajiban tapi lebih karena segala sesuatunya kuat karena Allah, "laa hawla walaa quwwata illa billahi" bukannya "laa hawla walaa quwwata illa sego pecel ndok ceplok". Oleh karea itu orang yg berpuasa walaupun tidak madhang (makan) tapi tetap padhang (terang) bukannya malah loyo dan pucat karena mengharap-harap waktu maghrib tiba.
Puasa menurut Al Ghazali dibagi kedalam 3 tingkatan yaitu
Tingkatan awam
ditingkatan ini adalah orang2 hanya tidak makan minum dan bersetubuh di siang hari, tapi mata, mulut, telinga serta tangan dan kaki tidak berpuasa, mereka tetap bergosip, tidak menjaga pandangan, suka nguping serta tidak menjaga emosi dan masih diliputi amarah, ini adalah puasa orang2 yg merugi yaitu orang yg berpuasa tapi hanya mendapatkan lapar dan haus, ironisnya ini puasanya kebanyakan umat islam sekarang.
Tingkatan khusus
Puasa yg sebenarnya dimulai dari tingkatan ini, tidak hanya menjaga dari makan minum serta bersetubuh, tapi panca inderanya juga berpuasa, orang2 yg berpuasa di tingkatan ini termasuk orang yg beruntung dan hanya sedikit umat islam yg berpuasa ditingkatan ini.
Tingkatan khususnya khusus
ini adalah tingkatan tertinggi, tidak hanya cukup menjaga makan minum bersetubuh serta panca indera waktu berpuasa tapi juga menjaga bathin dan pikirannya dari membayangkan makan minum atau bersetubuh. Apabila saya mengandai andai bahwa buka puasa nanti akan berbuka dengan es campur maka puasa saya telah batal pada tingkatan ini. Orang2 yg berpuasa ditingkatan ini termasuk yg sangat beruntung dan sangat sedikit umat islam yg berpuasa ditingkatan ini, Berpuasa ditingkatan ini sudah tidak mengharap pahala lagi tapi mengharap ridho Allah, ikhlas karena Allah dan hanya Allah yg menilai puasa kita.
Setelah kita mengetahui bahwa puasa itu sebenarnya karena Allah dan segala pahala yg diberikan kita pasrahkan kepada Allah, maka kita lanjutkan membahas macam2 puasa dimulai dari yg paling dasar
Puasa wajib bulan ramadhan
Ini adalah puasa yg wajib dan paling wajib, umat Islam berkewajiban berpuasa dibulan ini selama masih mampu, apabila berhalangan maka diwajibkan pula utk mengganti di waktu lain, apabila tidak mampu mengganti diwaktu lain maka diwajibkan membayar fidyah sejumlah tertentu, apabila tidak mampu berpuasa dan membayar fidyah maka cukuplah utk menyantuni anak istrinya, inilah indahnya islam, apabila benar2 tidak mampu maka tidak ada paksaan baginya.
Bulan ramadhan juga dibagi kedalam 3 bagian, 10 hari yg pertama adalah yg penuh rahmat Allah, Allah merangsang manusia utk beribadah melalui jiwa2 yg tenang (muthmainah) yg ada didalam diri kita, hanya jiwa2 yg tenang atau nafsu muthmainah yg bisa mendengar panggilan Allah yg maha mencinta dan kasih sayang, kemudian 10 hari kedua yg penuh dengan ampunanNya, ampunan bagi y bertobat dan juga bagi yg berniat tobat walaupun belum kesampaian, kita berniat tobat saja sudah mendapat pahala walaupun tobatnya tertunda-tunda, akan tetapi seharusnyalah kita mewujudkan tobat kita dengan menyesal, bertekad utk tidak mengulangi kesalahan serta meningkatkan kualitas ibadah kita, tapi dibulan ramadhan ini tobat kita akan jauh lebih mudah utk diwujudkan serta diterima olehNya, yakinlah itu asal menyesal dan meningkatkan kualitas ibadah kita. Kemudian 10 hari terakhir pembebasan dari api neraka, api neraka ini yg dimaksud adalah setelah tobat kita diterima maka diri kita beserta jiwa kita akan terbebas dari kotoran2 dan karat yg menempel yg di hari akhir kelak menjelma menjadi api neraka yg membakar kita dan Allah membebaskannya dari itu karena Allah maha pengampun serta maha penyayang.
Bulan ramadhan adalah puncak dari ibadah kita kepada Allah selama 12 bulan, dimulai dari bulan syawal yg bisa juga diartikan awal, awal dari ibadah kita kepada Allah selama setahun dan diakhiri pada bulan ramadhan, maka dari itu lailatul qadar biasanya jatuh pada bulan ramadhan, mengapa kok biasanya dan bukan selalu? menurut saya lailatul qadar itu adalah pertemuan antara Allah dan hambaNya secara non fisik dan secara tidak langsung melalui malaikat2Nya, juga pertemuan itu setiap orang berbeda-beda pengalaman dan waktunya, pertemuan itu ibarat diterangi seribu cahaya bulan, senangnya ibarat melihat wanita cantik 1000 jadi satu, pahalanya ibarat beribadah selama 1000 bulan, sungguh kenikmatan yg luar biasa bagi yg mengalaminya, dan biasanya malam lailatul qadar secara umum itu jatuh pada tanggal 27 ramadhan karena mungkin puncak dari peribadahan kebanyakan umat islam di bulan ramadhan itu pada tgl 27 itu, tapi utk mendapatkannya ya jelas tidak mungkin hanya beribadah pada bulan ramadhan saja lebih2 pada malam2 ganjil saja lebih2 lagi beriktikaf hanya pada malam 27 saja, dijamin kecele. Di bulan inilah pahala orang yg beribadah dilipatgandakan tapi yg paling baik adalah beribadah karena Allah bukannya mengharap pahala semata.
Puasa syawal
Setelah memasuki bulan syawal yg ditandai dengan hari raya Idul Fitri yg artinya kembali ke fitrah atau suci, maka kita disunnahkan utk berpuasa syawal selama enam hari bisa berturut-turut atau tidak berurutan yg pasti masih dibulan syawal, barang siapa berpuasa enam hari dibulan syawal maka dosanya selama setahun yang lalu dan setahun yg akan datang akan diampuni olehNya, ini jangan disalah artikan puasa syawal otomatis menghapus dosa kita dan kita bisa seenaknya berbuat maksiat setelah puasa syawal karena dijamin diampuni, tapi makna diampuni adalah dosa2 setahun yg lalu akan tertutupi oleh peningkatan kualitas peribadahan kita setahun yg akan datang, apabila kita mengalami peningkatan kualitas ibadah maka otomatis juga bertobat secara bersungguh sungguh, apa mungkin kita mengalami kualitas ibadah dengan tidak bertobat secara sungguh2? hampir tidak mungkin, sebab dosa kecil itu ibarat debu di kaca, dosa besar ibarat karat dibesi yg terus menggerogoti amal ibadah kita sampai habis apabila tidak ditanggulangi dan cara utk membersihkan karat di hati dengan cara tobat nasuha atau secara sungguh2.
Bulan syawal bisa juga diartikan peningkatan, yaitu peningkatan kualitas ibadah kita dari ramadhan ditingkatkan lagi dibulan syawal dan ditingkatkan lagi dibulan2 berikutnya hingga kembali ke ramadhan lagi, jadi ritme yg terbaik adalah terus menanjak, inilah termasuk golongan orang2 yg beruntung.
Puasa tengah bulan
setelah lulus dari berpuasa syawal secara sungguh2 maka dianjurkan utk mengerjakan puasa pada tanggal 13, 14, 15 di tengah bulan, konon pada tengah bulan ini disamping bulan purnama juga ma'ul hayat (air kehidupan) kita sedang pasang maka pada tanggal2 ini kita sedang mudah utk jatuh cinta, utk mengatasi hal ini supaya tidak terjadi hal2 yg tdk diinginkan maka dianjurkan utk berpuasa supaya segala cinta kasih kita lebih2 yg menyimpang utk dikembalikan kepada Yang Maha Mencinta.
Energi cinta yang tidak terkendali pada waktu ma'ul hayat kita naik akan dikumpulkan dengan cara puasa tengah bulan, serta utk dipurba diri atau ditingkatkan kualitas cintanya menjadi cinta karena Allah, apabila Tono mencintai Ngatemi maka cinta Tono yg benar adalah, Tono memang mencintai Ngatemi tapi lebih cinta terhadap Allah dibalik Ngatemi dalam arti Ngatemi yg sudah ikhlas dan diambil oper oleh Allah segala kehendak serta hak miliknya lebih dicintai Tono, inilah muara yg sebenarnya dari cinta kasih asmara yg benar, segala sesuatunya harus bisa dimuarakan ke Allah yg maha mencinta
Puasa senin kemis
setelah kita lulus puasa tengah bulan maka tahapan berikutnya adalah puasa senin kamis atau kemis yaitu puasa mingguan yg juga dikerjakan Nabi SAW, makna senin kamis kalau menurut othak athik gathuk mathuk adalah supaya kita hanya mengemis kepada Allah, hanya kepadaNya kita meminta dan berdoa, bukan pada yg lainnya. Hari2 para pengemis adalah hari kamis, sekarang kamis, besok kamis, kemarin juga kamis karena mereka hanya mengemis, orang yg bisanya cuma mengemis tidak akan pernah sampai pada hari jumat, bahkan juga tidak pernah mengalami hari2 lainnya selain kamis, seperti negara kita tercinta ini apabila masih mengemis pada World Bank, CGi, IMF maka bangsa indonesia adalah bangsa ngemis dan hanya berhenti pada hari kamis. Nah supaya kita segera beranjak dari hari kamis ke jumat maka dianjurkan utk berpuasa senin kamis, hari jumat adalah hari raya mingguan bagi umat islam, oleh karena itu tidak dianjurkan utk berpuasa sunnah dihari jumat. Apabila sudah bisa mewujudkan bahwa kepadaNya lah kita meminta dan berdoa maka kita akan menyadari bahwa kita itu tidak punya apa2 bahkan rasa punya pun tidak ada dan juga tidak berdaya apa2, semua digerakkan oleh Allah melalui malaikat2Nya, detak jantung, aliran darah serta gerak alat pencernaan kita digerakkkan oleh malaikat2Nya tanpa kita sadari dan bahkan tanpa kita syukuri organ2 tubuh kita tetap bekerja semestinya, inilah kasih sayang Allah yg meliputi yg bersyukur maupun yg kufur.
Puasa Dawud
Puasa Dawud konon dikerjakan oleh Nabi Dawud as, cara pengerjaannya adalah seperti puasa wajib tapi sehari berpuasa sehari tidak, Nabi Dawud as terkenal akan kesaktiannya yg mampu mengendalikan besi serta apabila beliau murung maka bunga2 serta tumbuhan ikut layu, apabila beliau senang maka bunga2 akan ikut segar kembali mengikuti kegembiraan sang Nabi Dawud as, salah satu keutamaan puasa dawud adalah menyelaraskan energi di diri kita thd alam semesta dan seolah olah alam semesta ini takluk oleh kehendak kita atas ridho Allah tentunya, tapi semua itu bisa terwujud apabila kita berpuasa dawud secara ikhlas mengharap ridhoNya bukan mengharap yg lainnya, puasa dawud juga mengajarkan kita utk sabar ketika berpuasa serta syukur ketika berbuka, lama2 kita akan selalu sabar dan syukur dalam segala kondisi dan situasi.
Puasa dawud adalah puncak dari tahapan puasa menurut apa yg dikerjakan Nabi SAW, tentunya apa yg dicontohkan beliau terutama akhlaknya adalah yg utama kita ikuti, apabila ada yg ingin menjalankan puasa apit weton, ngrowot, mutih, pati geni dsb yg bersifat tradisi hendaknya mengikuti tahapan2 diatas terlebih dahulu supaya niat kita lurus, ikhlas karena Allah, dan puasa2 tradisi bersifat opsional bagi yg berpendapat boleh dilakukan, apabila yg berpendapat itu adalah bid'ah ya terserah asal bisa menghormati pendapat satu sama lain dan tidak mencari pembenaran atas diri sendiri.
Saya kira inilah tahapan2 dalam berpuasa yg hendaknya kita lakukan utk mencapai kualitas keimanan tertinggi disisiNya, diatas segala ibadah puasa adalah niat yg ikhlas karena Allah, tanpa niat segala ibadah akan seperti tubuh tanpa ruh atau mayat, sedangkan niat tanpa disertai perbuatan seperti ruh yg gentayangan seperti hantu, maka niat yg ikhlas, kerjakan dengan penuh sabar dan syukur kepada Allah sebab tanpa ridhoNya segala amal ibadah kita sebanyak apapun akan sia2.
Saturday, August 22, 2009
Makna Puasa yang Sebenarnya
blog comments powered by Disqus