Friday, November 6, 2009

Terjemahan Serat Wedhatama Sinom 4-5



Pada bait-bait ini kita akan membahas tentang laku Panembahan Senopati yg bertapa di tepi Pantai selatan dan bertemu Kanjeng Ratu Kidul, ini adalah kisah yg menarik dari segi mitologi, nah siapakah Kanjeng Ratu Kidul itu? silahkan disimak lebih lanjut.

04
Wikan wengkoning samodra,
Kederan wus den ideri,
Kinemat kamot hing driya,
Rinegan segegem dadi,
Dumadya angratoni,
Nenggih Kangjeng Ratu Kidul,
Ndedel nggayuh nggegana,
Umara marak maripih,
Sor prabawa lan wong agung Ngeksiganda

05
Dahat denira aminta,
Sinupeket pangkat kanthi,
Jroning alam palimunan,
ing pasaban saben sepi,
Sumanggem anyanggemi,
Ing karsa kang wus tinamtu,
Pamrihe mung aminta,
Supangate teki-teki,
Nora ketang teken janggut suku jaja.


Terjemahan Bait 4

Ketika beliau bermeditasi di pantai selatan maka beliau ber angen angen atau bervisualisasi akan dalamnya samudera dan memahami makna dari samudera itu sendiri (Wikan wengkoning samodra, Kederan wus den ideri), beliau mengerahkan segala kesaktiannya yg meliputi indera (Kinemat kamot hing driya) baik itu yg bersifat kanoman maupun kasepuhan, kesaktian yg dimaksud disini bukan sebangsa ilmu kebal, pukulan dsb tapi lebih mengacu pada karsa atau kehendak atas kebulatan tekad dan cipta rasa atau kekuatan visualisasi pikiran yg berlanjut dengan penyatuannya dengan rahsa atau rahasiaNya.

Apa dan siapakah yg menyangsikan kekuasaanNya, dengan sekali kehendak ibarat menggenggam tangan maka jadilah, siapapun yg dikehendaki menjadi ratu (penguasa) (Rinegan segegem dadi, Dumadya angratoni). Itulah yg menjadi kehendak beliau (Panembahan Senopati) supaya kehendaknya menjadi kehendakNya dengan laku bertapa di pantai selatan dan ditemui oleh Kanjeng Ratu Kidul yang naik dari dalam samudera dan menggapai awang2 (Ndedel nggayuh nggegana) lalu datang menghadap dan memberi hormat kepada Wong Agung Ngeksigondo (Umara marak maripih, Sor prabawa lan wong agung Ngeksiganda).

Secara mitologi Kangjeng Ratu Kidul itu adalah penguasa pantai selatan yg menjadi penguasa para makhluk halus se tanah jawa dan samudera Hindia, beliau mempunyai patih jawi (luar) bernama Nyi Roro Kidul dan patih lebet (dalam) bernama Nyi Riyo Kidul, menurut kesaksian yg bisa melihat alam gaib, istana beliau terbuat dari emas dan sangat megah dan terletak tak jauh dari pantai Parangtritis atau Parangkusumo, tapi bagi masyarakat Jawa Barat mengakui kalau Kanjeng Ratu Kidul itu beristana di Pantai Pelabuhan Ratu dan masih keturunan dari penguasa Pajajaran. Ada juga seorang spiritualis dari Jawa Timur yg mengatakan bahwa beliau mempunyai mbok emban atau bibi pengasuh yg bernama Mbok Roro Kidul, apabila antara Kanjeng Ratu Kidul, Nyi Roro Kidul dan Mbok Roro Kidul itu bersatu maka akan mempunyai kekuatan supranatural yg sangat hebat begitu katanya. Tapi terlepas benar atau tidaknya kisah2 yg berkembang di masyarakat hanya Allah yg tahu, tapi secara pribadi saya mempercayai sosok beliau sebagai sesama makhluk Allah yg berakal budi dan sangat menghormati beliau.

Itu tadi adalah Kangjeng Ratu Kidul secara mitologi atau cerita rakyat yg berkembang, tapi secara filosofi Kanjeng Ratu Kidul itu bermakna dalam. Pada saat panembahan Senopati bermeditasi sebenarnya beliau sedang mempraktekkan meditasi hening atau meditasi dengan dekonsentrasi, ini kebalikan dari meditasi konsentrasi yg mana memusatkan cipta pada satu titik, sedangkan pada dekonsentrasi menyebarkan cipta atau rahsa ke semua ruang disekitar subyek yg bermeditasi, semakin lama jangkauan penyebaran cipta/rahsa semakin besar dan pada akhirnya seluruh tanah Mataram dan laut selatan menjadi obyek beliau didalam bermeditasi, seolah olah beliau sedang menyetubuhi laut selatan dan tanah Mataram, inilah suatu laku yg teramat sangat penting dilakukan oleh seorang pemimpin dimana memperlakukan daerah yg dipimpinnya seperti bagian dari tubuh sendiri.

Bumi ini sebenarnya di bagi 2 yaitu utara dan selatan yg dibatasi oleh garis ekuator, sedangkan apa yg dilakukan oleh Panembahan Senopati adalah menyetubuhi bumi/alam bagian selatan, karena orang jawa sangat menghormati benda2 pusaka contohnya seperti keris yg dinamakan kyai Sengkelat, kyai Setan Kober, kyai Kopek dll maka dalam menghormati alam ini menyandangkan gelar yg lebih tinggi dari sekedar kyai yaitu Kanjeng Ratu, karena dibagian selatan maka menjadi Kanjeng Ratu Kidul, jadi Kanjeng Ratu Kidul itu adalah simbol dari bumi bagian selatan yg tertinggal secara teknologi akhir2 ini tapi maju secara spiritual.

Terjemahan Bait 5 
Pada saat Kanjeng Ratu Kidul datang dan menghadap maka beliau (Kanjeng Ratu Kidul) memohon supaya bisa melayani kehendak dari Panembahan Senopati dan menjadikannya sebagai sahabat setia (Dahat denira aminta, Sinupeket pangkat kanthi) di alam tak kasat mata/gaib yaitu ketika beliau sedang kesepian karena dirundung masalah (Jroning alam palimunan, ing pasaban saben sepi) didalam membabat alas (hutan) Mentaok yg penuh dengan bangsa jin yg sukar ditundukkan, maka beliau menyanggupi kehendak Panembahan Senopati (Sumanggem anyanggemi) didalam meminta bantuan utk menghadapi kesaktian jin2 alas Mentaok. Karena itu semua sudah menjadi kodrat yg sudah digariskan (Ing karsa kang wus tinamtu) dan harapannya adalah meminta restu melalui bertapa (Pamrihe mung aminta, Supangate teki-teki) walaupun itu semua dilakukan dengan susah payah ibarat menggunakan dagu sebagai tongkat dan dada sebagi kaki (Nora ketang teken janggut suku jaja).

Ketika Panembahan Senopati berhasil "menyetubuhi" Kanjeng Ratu Kidul atau bumi bagian selatan maka segala makhluk hidup yg ada didalamnya akan menjadi pelayan setia (suket godhong dadi rewang) maka beliau sudah menjadi kholifah dimuka bumi ini atau wakil Tuhan dan menjadikan beliau sebagai pusat atau titik henti dari makhuk hidup disekitarnya, secara umum "kita itu ada didalam alam beserta isinya" tapi bagi beliau keadaan itu berbalik menjadi "alam beserta segala isinya berada didalam layar kesadaran beliau".

Tentu saja sangat tidak mudah untuk bisa menyetubuhi alam ini dan menjadi khalifah Allah, tidak cukup hanya mempraktekkan meditasi bervisualisasi seolah2 sedang menjadikan alam sebagai tubuh kita, semua itu harus dicapai dengan susah payah dalam arti harus gentur tapane atau terbiasa bertirakat mengurangi makan, mengendalikan nafsu2 keduniaan, bertawaduk terhadap segala ciptaanNya serta tidak berbuat zhalim terhadapnya dan juga ihklas didalam mengerjakan sesuatunya (sepi ing poamrih rame ing gawe). Saya kira sia2 apabila mempraktekkan meditasi dekonsentrasi tapi masih berbuat zhalim terhadap pepohonan (illegal logging) dan binatang, menyia-nyiakan fakir miskin dan anak terlantar dan tidak mau bersedekah atau pelit. Meditasi atau do'a itu hanya sebagai sarana untuk memohon kepadaNya serta membulatkan niat dan tekad penuh keyakinan atas segala kekuasaanNya tapi yg terpenting adalah wujud perbuatan dari niat dan tekad itu sendiri.

Artikel yang terkait sebelumnya
Terjemahan Serat Wedhatama Pangkur 1-2
Terjemahan Serat Wedhatama Pangkur 3-5
Terjemahan Serat Wedhatama Pangkur 6-8
Terjemahan Serat Wedhatama Pangkur 9
Terjemahan Serat Wedhatama Pangkur 10-11
Terjemahan Serat Wedhatama Pangkur 12
Terjemahan Serat Wedhatama Pangkur 13-14
Terjemahan Serat Wedhatama Sinom 1
Terjemahan Serat Wedhatama Sinom 2

Terjemahan Serat Wedhatama Sinom 3

blog comments powered by Disqus