Sunday, November 8, 2009

Terjemahan Serat Wedhatama Sinom 6



Alhamdulillah akhirnya sampai di pupuh Sinom bait 6, pada bait ini kita akan membicarakan tentang Mataram, mengapa disebut Mataram? silahkan disimak  lebih lanjut.


06
Prajanjine abipraya,
Saturun-turuning wuri,
Mangkono trahing ngawirya,
Yen amasah mesu budi,
Dumadya glis dumugi,
Iya ing sakarsanipun,
Wong agung Ngeksiganda,
Nugrahane prapteng mangkin,
Trah tumerah dharahe padha wibawa.

Terjemahan Bait 6
Setelah Panmenbahan Senopati bertemu Kanjeng Ratu Kidul dan "menyetubuhinya" maka beliau membuat suatu perjanjian yg mulia (Prajanjine abipraya) yang ditujukan kepada dirinya dan seluruh keturunannya di kemudian hari kelak (Saturun-turuning wuri). Secara biologis keturunan Panembahan Senopati itu meliputi Catur Sagotra atau empat sedarah yaitu Kasunanan Surakarta, Pura Mangkunegara, Kasultanan Yogyakarta dan Pura Pakualam, mereka semua adalah keturunan orang luhur (Mangkono trahing ngawirya) dan akan luhur pula bila mau mengasah akal budi (Yen amasah mesu budi) maka segala cita2 pendiri dinasti Mataram akan cepat berhasil (Dumadya glis dumugi, Iya ing sakarsanipun, Wong agung Ngeksiganda) yaitu diberi anugerah berupa budi pekerti luhur yg mengalir keseluruh darah keturunannya dan memiliki wibawa (Nugrahane prapteng mangkin, Trah tumerah dharahe padha wibawa).

Seperti yg dijelaskan pada bait sebelumnya bahwa menyetubuhi Kanjeng Ratu Kidul itu bermakna memakai alam/bumi bagian selatan yang bersifat spiritualis sebagai tubuh, seperti kebiasaan orang jawa yang menyimbolkan daerah atau tempat dengan anggota tubuh, contohnya : Baitul Makmur itu kepala, baitul Muharam itu hati/jantung, baitul mukadas/maqdis itu perut. Lalu siapakah yg memakai alam ini sebagai tubuh? maka ruh lah yg memakai alam ini sebagai tubuh, pada hakekatnya ruh itu satu ditangan Allah, apa yg terpecah pecah kedalam setiap individu adalah jiwa, sedangkan jiwa itu pertemuan antara jasad dan ruh, jadi jiwa itu meliputi akal, budi, intuisi, rahsa dsb yg sangat luas cakupannya lebih2 ruh yg ditangan Allah.

Nah kembali ke Panembahan Senopati yg membuat perjanjian dengan Kanjeng Ratu Kidul, perjanjian yg dimaksud bukan perjanjian pesugihan dengan korban nyawa, tapi sebuah perjanjian yg menyatakan bahwa seluruh anak keturunan beliau yg menjadi raja akan didampingi oleh Kanjeng Ratu Kidul sebagai istri spiritual, maksudnya adalah raja2 keturunan Panembahan Senopati itu harus melakukan laku seperti yg dilakukan oleh Panembahan Senopati yaitu memakai alam/bumi bagian selatan sebagai tubuh. Sayangnya hal ini tidak dilakukan sepenuhnya oleh keturunan beliau sehingga mudah dipecah belah oleh penjajah.



Mataram itu pertama kali disebutkan didalam sebuah prasasti Canggal bertarikh 732 M, disitu disebutkan Sanjaya anak Sanna dari Galuh Sunda menjadi maharaja di Mataram. Kalau memakai ilmu gothak gathik gathuk, Mataram itu semakna dengan mother land, Mataram atau Materam berarti tanah keibuan, maka tidak heran wangsa Sanjaya dari Sunda dan Wangsa Syailendra dari Sriwijaya berebut tanah "ibu". Materam/Mataram juga semakna dengan Maryam/Maria, seperti kita tahu Maryam itu ibunda Isa as, seorang perawan yg melahirkan seorang nabi besar, didalam Islam Maryam itu seorang wanita yg keibuan dan sangat mulia, kemuliaannya sejajar dengan para nabi. Oleh karena Mataram itu seperti Maryam maka turunnya/kelahiran "nabi Isa" itu ditanah keibuan ini. Ini bukan mengada ada atau jawanisasi atau mengagung agungkan Jawa diatas daerah lainnya, tapi lebih merupakan sebuah cita2. Sebagai penjelasannya mengapa nusantara ini berpotensi melahirkan/menurunkan "nabi Isa" atau Satrio piningit sejati, didunia ini manakah kosakata yg memakai serba ibu kecuali di Indonesia, ada ibukota, ibu jari, ibu pertiwi, hari ibu dsb, dan kebetulan Mataram itu juga identik dengan mother dan identik juga dengan Maryam.

Setiap daerah di Nusantara ini mempunyai kelebihan masing2 tanpa bermaksud merendahkan daerah lainnya, orang Sunda memiliki kelebihan ilmu pertaniannya yg maju sehingga hampir tidak pernah ada kekeringan atau kekurangan pangan, orang Bugis adalah pelaut yg handal dengan Pinisinya bisa mengarungi lautan manapun, orang Minang punya kelebihan ilmu dagang sehingga rumah makan Padang ada dimana mana, sedangkan orang jawa khususnya di Mataraman mempunyai kelebihan didalam ilmu olah jiwa, ilmu olah jiwa di jawa diolah sedemikian rupa bahkan terkesan njlimet dan dibahasakan kedalam simbol2 yg bahkan orang jawa kebanyakan tidak tahu makna simbol2 itu sendiri, apabila olah jiwa atau olah rahsa itu bisa dilakukan dengan sungguh2 dan dipahami setiap simbol2 yg terkandung didalamnya maka akan mencapai rosojati atau telenging rahsa atau pusat dari rahsa/rahasiaNya yg ada didiri kita, nah rosojati inilah awal dari kesadaran ruhani atau kesadaran ruh sedangkan kesadaran ruh itu disimbolkan oleh nabi Isa as, maka bisa ditarik benang merah antara Maryam atau Mataram dengan Isa as atau kesadaran ruh atau kelanjutan rosojati. Maka dari itu sebagai kawula Mataram atau yg sadar akan keibuannya segera gumregah cancut taliwondo sepi ing pamrih rame ing gawe membuat Mataram kembali perawan dengan cara membersihkannya dari residu2 dunia berupa kapitalisme dan fanatisme dengan cara mendaur ulang energi2 kotor tsb yaitu merekonstruksi kembali pemahaman yg benar akan kiamat/qiyamuhu binafsihi dan makna terdalam dari ketuhanan Yg Maha Esa.

Bahaya kapitalisme
Kapitalisme itu meliputi riba yang sangat mengotori darah daging kita, riba dibidang niaga itu berupa pengurangan takaran dengan sengaja dari yg semestinya atau yg tertera dan bisa juga pengambilan bunga yg terlalu tinggi sehingga mencekik si peminjam modal, tapi riba yg paling berbahaya adalah dibidang ilmu pengetahuan, yaitu memperoleh kemudahan2 atas temuan orang lain dengan sedikit usaha, contohnya orang Finlandia membuat teknologi ponsel terbaru dan dipasarkan ke Indonesia maka orang Finlandia iu telah mengambil riba dari orang Indonesia dibidang ilmu membuat ponsel dengan cara menjualnya ke kita lalu membiarkan otak kita monoton tidak kreatif hanya mau barang jadinya saja tanpa bersusah payah bagaimana membuat ponsel itu sendiri, sebagai akibatnya maka setiap ada ponsel model terbaru maka ponsel lama akan dibuang atau dijual dengan gampangnya dan membeli ponsel terbaru tsb, kalau tidak mengikuti tren terbaru maka akan merasa tersiksa. Inilah mengapa ada hak paten yg berujung paten patenan, jaman dulu tidak ada yg namanya hak paten, ilmu itu tersebar secara bebas tanpa harus membeli kalau penyebarannya untuk kalangan2 tertentu bertujuan hanya karena untuk menjaga keaslian ilmu tersebut bukan untuk dikomersilkan.

Pada dasarnya semua ilmu itu milik Allah yg bebas untuk disebar luaskan, hak paten atau pengakuan sepihak atas suatu ilmu/teknologi kebanyakan bertujuan untuk mengakui temuan miliknya agar tidak diakui oleh pihak lain, inilah pangkal permasalahan dari riba di bidang ilmu, contoh: ketika saya menemukan teknologi lalu saya patenkan maka otomatis teknologi itu hanya milik saya, apabila ada orang lain yg menggunakan teknologi yg saya temukan atau mirip2 yg saya temukan maka orang itu telah melanggar hak cipta yg telah saya aku sepihak, dan sepertinya saya lupa bahwa saya hanyalah alat bagi Tuhan untuk mengajarkan ilmuNya yg bermanfaat kepada orang banyak, karena kesalahan pemahaman saya lah ilmu itu saya aku sepihak dan orang lain tidak boleh menggunakannya tanpa seijin saya, lalu saya bisa memproduksi barang dengan teknologi yg saya temukan supaya dikonsumsi orang banyak lalu saya biarkan para pelanggan saya terlena dengan menggunakan barang hasil kreasi saya sehingga setiap ada barang baru yg saya produksi maka para pelanggan saya buru2 menjadi pembeli pertama barang baru tsb dan dengan mudahnya meninggalkan barang lamanya, inilah yg disebut penjajahan ekonomi atau konsumtifisme.

Menjadikan Nusantara kembali perawan

Sebagai solusinya agar kebudayaan/teknologi kita tidak diaku oleh pihak lain adalah dengan mempatenkan teknologi/budaya tsb yg tidak berujung paten patenan yaitu dengan cara mematenkan dengan atas nama bersama bukan per individu atau golongan, contohnya : wayang kulit adalah milik bangsa indonesia bukan milik orang jawa semata, kain ulos adalah milik bangsa Indonesia bukan milik orang batak semata dsb. Maka teknologi/budaya yg telah kita atas namakan bangsa Indonesia itu kita sebarkan secara luas keseluruh penjuru nusantara secara gratis, maka semua orang akan memproduksi barang dengan teknologi yg sama dan yg membedakan hanyalah kreativitas masing2 produk maka sistem yg monopoli/monopsoni bisa dihindari dan yg tak kalah penting adalah memacu kreativitas seseorang dari teknologi yg telah ada supaya bisa bersaing secara sehat. Teknologi/ilmu yg bermanfaat itu akan memacu daya pikir dan kreativitas pengguna ilmu/teknologinya, sedangkan ilmu/teknologi yg kapitalis hanya akan membuat penggunanya berpikir konsumtifisme atas kemudahan penggunaan teknologi tersebut.

Salah satu produk yg terkenal dari kapitalisme adalah sampah yg menggunung disebabkan oleh konsumtifisme tersebut, tidak ada dalil yg menyatakan "buanglah sampah pada tempatnya" karena pada jaman Nabi tidak ada sampah karena jaman dulu belum ada plastik, ada suatu riwayat yg mengatakan bahwa Nabi sendiri yg menjahit terompahnya yg sobek, coba kalau ini terjadi pada sandal jepit kita maka dengan mudahnya akan kita buang dan beli lagi yg baru. Sampah yg menggunung di kota2 besar itu adalah akibat dari pola pikir konsumtifisme buah dari kapitalisme, maka slogan yg sebelumnya "buanglah sampah pada tempatnya" harus diganti "daur ulanglah sampah secara bijak dan membawa manfaat".

Teknologi yg membawa manfaat haruslah bisa mendaur ulang sisa2 yg tak terpakai, salah satu solusi dibidang energi adalah dengan biomassa, kita tahu setiap orang atau hewan akan mengeluarkan kotoran tiap harinya, nah kotoran2 itu harus bisa kita olah menjadi pembangkit energi atau menjadi bahan bakar gas pengganti bahan bakar berbasis minyak bumi/batubara, sedangkan sisa2 kotoran yg sudah tidak menghasilkan gas lagi bisa diolah menjadi pupuk. Apabila itu semua bisa diwujudkan secara baik maka kita tidak perlu lagi mengebor tanah mengeksplorasi minyak besar2an yg ujung2nya akan membawa bencana seperti lumpur di Sidoarjo dan lagi kita tidak perlu memakai pupuk2 kimiawi yg sebetulnya kurang baik karena kita telah bisa memanfaatkan limbah kita sendiri untuk kita jadikan pupuk.

Penjelasan diatas adalah salah satu solusi bagaimana membuat Mataram atau Nusantara itu kembali virgin atau perawan demi melahirkan Satrio2 Piningit yg akan membawa kemajuan bagi Nusantara ini. Tapi yg terpenting Satrio piningit itu adalah ruh atau jiwa didiri kita yg berkesadaran ruhani yg masih kita pingit oleh ego2 kesombongan serta keduniaan untuk segera kita keluarkan dari pingitannya dan kita jadikan pemimpin atas diri kita sendiri, maka itulah cita2 luhur dari pendiri Mataram atau tanah keibuan.

Artikel yang terkait sebelumnya
Terjemahan Serat Wedhatama Pangkur 1-2
Terjemahan Serat Wedhatama Pangkur 3-5
Terjemahan Serat Wedhatama Pangkur 6-8
Terjemahan Serat Wedhatama Pangkur 9
Terjemahan Serat Wedhatama Pangkur 10-11
Terjemahan Serat Wedhatama Pangkur 12
Terjemahan Serat Wedhatama Pangkur 13-14
Terjemahan Serat Wedhatama Sinom 1
Terjemahan Serat Wedhatama Sinom 2
Terjemahan Serat Wedhatama Sinom 3
Terjemahan Serat Wedhatama Sinom 4-5 

blog comments powered by Disqus